Gempa Dahsyat M 7,7 Guncang Myanmar, Ini Kata Kemenlu Soal WNI di Sana

Sabtu, 29 Maret 2025, 17:06 WIB | Peristiwa | Internasional
Gempa Dahsyat M 7,7 Guncang Myanmar, Ini Kata Kemenlu Soal WNI di Sana
Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 13.00 waktu setempat. IST

JAKARTA, binews.id -- Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Getaran gempa terasa hingga ke Thailand dan China, menyebabkan kepanikan di berbagai wilayah. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memastikan hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban luka maupun korban jiwa akibat bencana ini.

Badan Meteorologi Myanmar melaporkan bahwa pusat gempa berlokasi sekitar 13 km arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myanmar. Getaran kuat dirasakan di beberapa kota besar, termasuk Mandalay dan Naypyidaw. Berdasarkan laporan media setempat, gempa telah menyebabkan kerusakan infrastruktur di beberapa wilayah, terutama di Mandalay. Salah satu infrastruktur yang terdampak adalah Old Sagaing Bridge, jembatan penghubung utama antara Kota Mandalay dan Sagaing Region, yang kini lumpuh total.

Pemerintah Myanmar telah menetapkan status darurat bencana untuk wilayah yang terdampak. Tim penyelamat telah dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan menilai kerusakan lebih lanjut. Hingga saat ini, otoritas setempat masih terus melakukan pencarian dan pendataan terkait korban serta dampak lainnya.

Di Thailand, gempa dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara, termasuk ibu kota Bangkok. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan menginstruksikan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional. Pemerintah Thailand juga telah mengaktifkan pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta menyiagakan bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi guna mengantisipasi situasi darurat.

Bangkok Metropolitan Authority telah membuka layanan hotline darurat dengan nomor 1555, yang diumumkan melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan dari warga yang terdampak. Sejumlah bangunan tinggi di Bangkok dikabarkan bergoyang akibat getaran gempa, menyebabkan warga berhamburan keluar dari gedung.

Di China, gempa juga dirasakan di beberapa provinsi yang berbatasan dengan Myanmar. Meski demikian, belum ada laporan mengenai kerusakan parah atau korban jiwa di negara tersebut.

Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa Kemlu telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon dan Bangkok untuk memantau kondisi WNI yang berada di daerah terdampak. Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar maupun Thailand.

"KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas serta komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. Sejauh ini, sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250 orang," jelas Judha.

Di Thailand, jumlah WNI yang menetap mencapai 2.379 orang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban gempa. Meski demikian, KBRI Bangkok terus melakukan pemantauan dan mengimbau seluruh WNI agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Sebagai langkah antisipasi, KBRI Yangon dan KBRI Bangkok mengimbau WNI di Myanmar dan Thailand untuk tetap waspada serta mengikuti informasi resmi dari otoritas setempat. WNI juga diharapkan segera menghubungi KBRI jika menghadapi keadaan darurat. Berikut kontak hotline yang dapat dihubungi:KBRI Yangon: +95 9 503 7055 danKBRI Bangkok: +65929031103

Dengan situasi yang masih berkembang, pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan di Myanmar dan negara-negara terdampak lainnya, serta siap memberikan bantuan jika diperlukan. (bi/rel)

Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: