Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air per 9 Juni 2025
JAKARTA, binews.id -- Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, terhitung sejak Minggu, 8 Juni 2025 pukul 07.00 WIB hingga Senin, 9 Juni 2025 pukul 07.00 WIB, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 17 kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, 10 kejadian tercatat sebagai kejadian menonjol dengan dampak signifikan terhadap masyarakat maupun infrastruktur.
Di samping itu, ada empat kejadian bencana baru dilaporkan terjadi di empat provinsi pada Sabtu (7/6). Adapun yang pertama adalah bencana angin kencang yang melanda tujuh desa di enam kecamatan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Bencana itu telah berdampak pada 13 kepala keluarga (KK) atau 21 jiwa dan menyebabkan kerusakan pada 13 unit rumah dengan rincian 3 unit rusak berat, 3 unit rusak sedang dan sisanya rusak ringan sebanyak 7 rumah. Masyarakat telah membersihkan puing rumah serta menyelamatkan sejumlah barang berharga lainnya ke tempat yang lebih aman.
Selanjutnya di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, kejadian serupa berdampak pada 22 KK atau 63 jiwa, dengan 4 KK atau 10 jiwa terpaksa harus mengungsi. Bencana yang terjadi di dua desa yang masuk dalam 2 wilayah kecamatan tersebut telah menyebabkan 19 unit rumah mengalami kerusakan dengan rincian; satu rumah rusak berat, satu lainnya rusak sedang dan 17 rusak ringan. Angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang. Tim gabungan setempat telah mengevakuasi pohon tersebut.
Sementara itu, banjir terjadi di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah yang berdampak pada sekitar 54 KK dan 54 unit rumah. Sebanyak 54 rumah termasuk 3 tempat usaha, 1 panel surya, 1 tempat ibadah, 1 akses jalan dan jembatan sempat terendam air. Kendati saat ini genangan air telah surut, namun jembatan di Dusun 2 mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dilalui kendaraan.
Baca juga: Percepat Penanganan Bencana, Wako Fadly Amran Cairkan Bantuan Tanggap Darurat Rp2,82 Miliar
Di wilayah barat Indonesia, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilaporkan terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Luas lahan terbakar diperkirakan mencapai sekitar 2 hektar. Proses pemadaman masih berlangsung dan terkendala oleh kondisi geografis berbukit dan adanya pecahan batu yang membahayakan tim di lapangan. Sejak Minggu (8/6) malam, api masih dilaporkan menyala. Tim gabungan masih akan melanjutkan pemadaman hingga hari ini, Senin (9/6).
Selain kejadian baru, terdapat enam pengkinian kejadian bencana. Di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, banjir berdampak pada 141 KK atau 548 jiwa, dengan 1 KK atau 10 jiwa mengungsi dan 141 unit rumah terdampak. Kondisi saat ini telah membaik dengan air yang mulai surut.
Di Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, banjir telah berdampak pada 2.301 KK atau 6.946 jiwa dan merusak 1.212 unit rumah. Saat ini kondisi banjir sudah surut.
Angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, berdampak pada 104 KK dan 101 unit rumah. Saat ini, proses pemulihan dan pembersihan material masih berlangsung di lokasi terdampak.
Baca juga: Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 11 Juli 2025, Karhutla Mendominasi
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, telah berhasil dipadamkan setelah sebelumnya membakar sekitar 10 hektar lahan.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Presiden Prabowo Tinjau Korban Banjir Tapanuli Tengah
- Ajak Masyarakat Panjatkan Doa, Nevi Zuairina Minta Banjir Longsor di Sumatra Ditetapkan sebagai Bencana Alam Nasional
- Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Melanda Berbagai Wilayah Indonesia, BNPB Keluarkan Imbauan Waspada
- Nevi Zuairina Dorong Penyaluran Bantuan Melalui Lembaga Sosial Kemanusiaan untuk Pedagang Korban Kebakaran di Pasar Payakumbuh
- BNPB: Hujan dan Angin Kencang Terjang Tiga Kecamatan di Bogor, 95 Jiwa Terdampak








