Petani Rugi Triliunan, Nevi Zuairina Berharap Pemerintah Berantas Peredaran Pupuk Palsu

JAKARTA, binews.id — Anggota Komisi VI DPR RI, Hj. Nevi Zuairina, mengecam keras peredaran pupuk palsu yang marak di pasaran. Temuan Kementerian Pertanian terhadap lima jenis pupuk palsu dengan potensi kerugian mencapai Rp3,2 triliun dinilai sangat merugikan petani sebagai konsumen utama pupuk. Nevi menyatakan bahwa hal ini merupakan bentuk nyata pengabaian terhadap hak petani atas informasi yang benar, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf C UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
"Petani jelas menjadi korban dalam kasus ini. Mereka membeli pupuk dengan harapan hasil panen meningkat, tapi justru dirugikan karena kandungan pupuk tidak sesuai label, bahkan ada yang tidak mengandung unsur hara sama sekali. Ini melanggar hak dasar mereka sebagai konsumen," tegas Nevi.
Lebih lanjut, legislator asal Sumatera Barat II ini mengingatkan bahwa kerugian besar ini dapat menghambat pencapaian Asa Cita keempat Presiden Prabowo, yaitu mewujudkan swasembada pangan berbasis ekonomi kerakyatan. Petani, kata Nevi, adalah ujung tombak dalam rantai pangan nasional, dan jika mereka dirugikan, maka cita-cita kedaulatan pangan akan terancam.
Untuk itu, Politisi PKS ini mengharapkan Kementerian Perdagangan melakukan inspeksi mendadak secara berkala di semua lini distribusi pupuk, dari produsen hingga pengecer. Ia juga menyerukan pelibatan aparat penegak hukum agar pelaku pemalsuan bisa ditindak tegas.
Wakil Rakyat Sumbar ini juga meminta PT Pupuk Indonesia sebagai BUMN strategis untuk segera menerapkan sistem pelacakan digital berbasis teknologi seperti blockchain, QR code, security ink, hingga RFID tag guna menjamin keaslian pupuk. Menurutnya, Tata niaga yang dikelola BUMN kita mesti sangat update terhadap perkembangan teknologi mutakhir zaman ini.
"Langkah ini penting untuk memastikan tidak ada lagi ruang bagi oknum yang ingin mengambil keuntungan di atas penderitaan petani. Saya berharap agar seluruh pihak terkait bertindak cepat dan tegas. Pupuk palsu bukan hanya merugikan petani secara ekonomi, tapi juga mengancam ketahanan pangan nasional. Jangan biarkan petani terus menjadi korban," pungkas Nevi Zuairina. (bi/rel/mel)
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Gubernur Mahyeldi Tinjau Inovasi Pengolahan Kopi di Area Geothermal Energy Kamojang Garut
- Tarif Trump Ancam Ekspor RI, Hj. Nevi Zuairina Minta Pemerintah Percepat Perjanjian Dagang dan Lindungi Usaha Nasional
- BUMN Asuransi Siap Go Global, Nevi Zuairina Dorong Reformasi Menyeluruh untuk Pulihkan Kepercayaan Publik
- Perkuat Digital Pelayanan Publik, PLN Icon Plus Terima Kunjungan Strategis Disdukcapil Bintan
- Nevi Zuairina Desak Akuntabilitas Ketat dan Transparansi Maksimal untuk Danantara