Malam Ini, Doktor Andani Jadi Pembicara Webinar di CPPC-19 Bersama Satu Pasien Sembuh Covid-19

Tapi respon publik dan setengah hati bahkan publik dinilai mulau jenuh dengan obat penangkal Covid-19 yaitu protokol kesehatan. Ada pula sebagian pemerintahan di Sumbar enggan sehingga upaya masif tracing dan testing spesimen swab sedikit terganggu.
"Status daerah merah, oranye dan kuning serta hijau jangan dijadikan konsumsi politik kepentingan. Tapi status itu terjadi karena kita komit menjalankan standar digariskan WHO,"ujar Andani.
Bahkan Andani juga pernah memgatakan perlu ada ajakan ayo swab untuk memutus mata rantai itu.
"Saat ini kita bekerjasama dengan mubaligh untuk mensosialisasikan ke jemaah masjid agar ada kerelaan sendiri untuk swab. Dan pemerintah harus menjamin sarana dan prasarana pengambilan sampel swab. Itu semua harus digratiskan,"ujar Andani.
Untuk lengkapnya tentu ikut nimbrung di diskusi webinar nanti malam akan menambah pemahaman terhadap Covid-19.
"Cluster Pengawasan Penaganan Covid-19 (CPPC-19) Sumbar bagian upaya bersama stakeholder untuk memadukanpadankan treacing dan testing masif swab di Sumbar demi mengendaikan laju penularan Covid-19 yang semakin mengganas memapar warga provinsi ini," ujar Wakil Ketua Komisi Informasi Sumbar Adrian Tuswandi pada relise lembaganya, Kamis sore ini. (ppid-kisb)
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Setelah Covid Landai, Andani: Reformasi Ketahanan Kesehatan
- SE Gubernur Sumbar, ke Hotel, Restoran Hingga Objek Wisata Wajib Tunjukkan Sertifikat Vaksin
- Meski Pandemi Melandai, Pemerintah Tetap Lanjutkan PPKM
- Pimpin Monitoring dan Evaluasi Vaksinasi Sumbar, Wagub : Kita Berjibaku Terus
- Gubernur Mahyeldi Tegaskan Semua ASN Pemprov Sumbar Wajib Vaksin