Rakor TPPS Kabupaten Solok Tegaskan Komitmen Percepatan Penurunan Stunting

SOLOK, binews.id -- Pemerintah Kabupaten Solok kembali menunjukkan keseriusannya dalam menangani persoalan stunting, melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Selasa (05/08/2025) di Aula Islamic Center Koto Baru.
Jajaran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dikonsolidasikan untuk mengawal Program Quick Win KemendukBangga/BKKBN demi terwujudnya generasi Indonesia Emas 2045.
Acara dihadiri oleh 145 peserta dari berbagai unsur, termasuk OPD, Puskesmas, organisasi profesi (IDI, IBI), Bank pemerintah dan swasta, Tim Penggerak PKK, kader KB, penyuluh lapangan, serta tokoh masyarakat.
Rakor ini juga diisi dengan penyerahan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB Tahun Anggaran 2025 senilai Rp 5.026.381.000,- kepada Pemerintah Kabupaten Solok.
Wakil Bupati Solok, H. Candra mengajak seluruh jajaran pemerintahan untuk tidak hanya menjadi penggerak, tapi juga menjadi contoh nyata dalam gerakan Orang Tua Asuh.
"Gerakan ini harus dimulai dari kita. Mulai dari Kepala Daerah, Ketua dan Anggota DPRD, Sekda, seluruh OPD, Camat dan Wali Nagari dan masyarakat yang memiliki kelebihan rezeki. Kita semua punya tanggung jawab moral terhadap masa depan anak-anak kita," tegasnya.
Wabup menyebut stunting sebagai tantangan besar pembangunan manusia yang membutuhkan keterlibatan kolektif seluruh unsur masyarakat, tidak hanya sektor kesehatan.
"Ini bukan hanya soal makanan. Tapi juga soal edukasi, lingkungan, dan keberpihakan kita pada keluarga yang berisiko. Jangan sampai anak-anak kita kehilangan masa depan karena kita lalai hari ini," katanya.
Sebelumnya, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Solok, Maryetti Marwazi melaporkan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Periode ini sangat krusial, karena terjadi pembentukan sistem kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan metabolisme anak yang akan berdampak permanen," ucapnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kabupaten Solok justru mengalami kenaikan dari 25,4% (2023) menjadi 29,5% (2024). Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Pemkab Solok Ajukan Pemanfaatan Lahan Pemprov untuk Tambahan Area Parkir RSUD Arosuka
- Bupati Solok Hadiri Kick Off Meeting Pembahasan Universal Coverage Jamsostek Bersama BPJS Ketenagakerjaan
- Wakil Bupati Solok H. Candra Bahas Persiapan Program Susu Gratis Untuk Anak Sekolah Kabupaten Solok
- DPRD Sumbar Siap Penuhi Kebutuhan RSUD M Natsir
- Sekda Solok Tinjau RSUD Arosuka: Dorong Peningkatan Pelayanan dan Fasilitas