Kasus HIV/AIDS di Kota Padang Tembus 2.026, DPRD Dorong Kolaborasi Lintas Sektor

Rabu, 12 November 2025, 14:41 WIB | Kesehatan | Kota Padang
Kasus HIV/AIDS di Kota Padang Tembus 2.026, DPRD Dorong Kolaborasi Lintas Sektor
Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang, Erismiarti.

PADANG, binews.id -- Sebagai anggota Komisi IV DPRD Kota Padang, Erismiarti merespon soal kasus HIV/AIDS di Kota Padang terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sepanjang tahun 2025.

"Kita harus mendorong adanya kolaborasi lintas sektor mulai dari dinas Kesehatan, Pendidikan, Dinsos hingga lembaga dan tokoh masyarakat agar penanganan HIV/AIDS dilakukan secara menyeluruh, " katanya ke media ini, Rabu, 12 November 2025.

Dikatakannya, nilai-nilai adat dan agama bisa menjadi benteng yang efektif bila dikelola dengan baik. "Kita juga harus tegas terhadap perilaku berisiko, seperti LGBT, tetapi tidak boleh memberi stigma negatif kepada para penderita karena mereka juga warga kota Padang dan pemerintah harus memberikan perlindungan dan layanan kesehatan yang layak karena mereka layak mendapatkan itu," ujarnya.

Menurutnya, bisa jadi ini alarm sosial bagi semua pihak. "DPRD bersama Pemko dan elemen masyarakat harus mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman HIV/AIDS," tegas anggota Komisi IV DPRD kota Padang ini.

Sepanjang tahun 2025, tercatat terjadi penambahan sebanyak 192 kasus baru. Dengan demikian, total kasus HIV/AIDS di Kota Padang kini mencapai 2.026 kasus, meningkat dari 1.834 kasus pada tahun sebelumnya. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Dessy M. Siddik, membenarkan data tersebut saat ditemui di Gedung DPRD Kota Padang. Ia menyebutkan, dari 192 kasus baru itu, 173 kasus menimpa laki-laki, sementara 19 kasus lainnya dialami oleh perempuan. "Ya, saat ini terjadi penambahan kasus HIV/AIDS sebanyak 192 kasus di Kota Padang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar penderita adalah laki-laki," ujar dr. Dessy.

Menurutnya, dominasi kasus pada laki-laki disebabkan oleh pola perilaku seksual yang berisiko, terutama yang menyimpang dari norma. Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan langkah pencegahan melalui penyuluhan, pemeriksaan kesehatan rutin, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup sehat dan aman. Namun demikian, ia mengakui bahwa perubahan perilaku masyarakat masih menjadi tantangan besar.

"Pola hubungan seks yang menyimpang, seperti perilaku LGBT, menjadi salah satu faktor yang membuat kasus ini lebih banyak menimpa pria," tambahnya.

Terpisah, Sosiolog Universitas Negeri Padang, Dr. Erianjoni, menilai peningkatan kasus HIV/AIDS di Padang disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini, serta lemahnya kepedulian sosial terhadap bahaya HIV/AIDS.

"Faktor gaya hidup berisiko seperti seks bebas dan penggunaan narkoba suntik masih menjadi penyumbang terbesar. Ditambah lagi minimnya akses informasi dan layanan kesehatan yang belum sepenuhnya menjangkau kelompok rentan," ungkap Erianjoni.

Ia menegaskan, untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS, Pemerintah Kota Padang harus melakukan sinergitas lintas sektor, mulai dari dinas kesehatan, dinas sosial, hingga komunitas masyarakat. "Sinergitas ini penting agar populasi kunci bisa lebih mudah mengakses layanan kesehatan, baik bagi yang sudah terpapar maupun yang belum," jelasnya.

Lebih lanjut, Erianjoni juga menyoroti perilaku LGBT, terutama hubungan sesama jenis antar pria, sebagai salah satu pemicu utama penyebaran HIV/AIDS di Kota Padang. Ia mengingatkan bahwa fenomena tersebut kini bahkan mulai menyasar kalangan pelajar.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: