Dari Webinar SP-BSM, Bekerja Bukan Sekedar Cari Makan, Tapi Bermuamalah Sebagai Ibadah

"Kami berharap Insya Allah mendapat keberkahan dari Allah dengan berkarya di bank syariah. Semoga Allah menilainya sebagai amal jariah. Ini menjadi energi yang semakin besar bagi kami di masa pandemi, dengan menjadi lebih produktif," katanya.
Bukan Sekadar Cari Makan
Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Prof. KH.M.Cholil Nafis, LC,MA, Ph.D dalam paparannya mengingatkan bahwa dalam Islam bekerja tidak hanya untuk sekadar mencari maisyah (makan), melainkan harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah Swt.
Baca juga: Tiba di Makkah, 1 Jemaah Haji Lansia Alami Gangguan Paru, Kondisi Membaik
"Bekerja itu bukan untuk mencari duit semata, namun ada unsur ukhrawi dan spritual yakni beribadah pada Allah. Ini mesti dipahami dalam konteks berkerja. Kalau ini sudah ada dalam diri karyawan Semen Padang, barangkali tidak perlu lagi repot-repot melaksanakan training. Training hanya untuk silaturrahim," kata ulama yang akrab disapa Kiyai Cholil itu.
Kiyai Cholil mengatakan, bekerja merupakan tugas kemanusiaan sebagai khalifah di muka bumi. Dalam sebuah riwayat diceritakan, seorang sahabat bertanya kepada rasul,"Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?." Nabi menjawab, pekerjaan dengan tangannya sendiri dan perniagaan/ jasa yang diberi pada orang lain.
Terkait perniagaan, lanjut Kiyai Cholil, Rasulullah pernah mengatakan, jika ingin kaya, hendaklah berbisnis. "Tidak perlu didikotomikan antara bekerja dengan tangan sendiri dengan berbisnis. Keduanya bisa dilaksanakan bersamaan. Sambil bekerja dengan tangan sendiri, kita bisa berbisnis juga," kata Staf Pengajar Ekonomi dan Keuangan Syariah Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
Pembina Yayasan Investasi Cendekia Amanah itu mengatakan, bila pekerjaan dilandasi ibadah kepada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan pahala. "Misalnya, kalau berhijrah karena allah, akan dapat pahala. Namun kalau hijrah motivasi yang lain semisal untuk menikahi seseorang, hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan di dunia," ulasnya.
Contoh lainnya, memberikan sesuatu kepada orang lain agar dipilih pada pilkada, tidak akan mendapatkan apa-apa, selain mungkin terpilih atau tidak terpilih. Namun ketika memberi seorang karena empati dan diniatkan karena Allah, akan mendapat pahala.
Pada kesempatan itu, Kiyai Cholil menekankan, arti fisabilillah bukan hanya untuk orang berjuang dalam perang. Namun orang yang berusaha mencari penghidupan (maisya) untuk menghidupi kedua orangtuanya, atau keluarganya, merupakan fisabilillah di jalan Allah. "Ada orang yang berusaha untuk keluarga itu masuk Fisabillilah. Namun yang bekerja untuk mencari kesombongan, banyak duit dan dibangga-banggakan, tidak boleh. Itu namanya berusaha di jalan syaitan," katanya.
Untuk itu, pengasuh Pesantren Cendekia Amanah di Kali Mulia Depok, Jawa Barat itu mengingatkan tentang pentingnya meluruskan niat.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- KAI Divre II Sumbar Gelar Ramp Check untuk Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan Angkutan Lebaran
- KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan
- Datuak Febby: Keterbukaan Informasi Penting untuk Efisiensi Anggaran
- Wako Fadly Amran Instruksikan Damkar Siram Material Tercecer di Jalan Bypass
- Kapolda Sumbar Hadiri Launching Penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari