Meski Pandemi, Pertumbuhan Kinerja Industri Perbankan Sumatera Barat Alami Peningkatan

PADANG, binews.id -- Pandemi covid-19 telah mempengaruhi hampir semua sendi kehidupan. Begitupun hal nya dengan industri, baik industri rumahan/kecil ataupun industri besar dan tidak terkecuali dengan industri jasa keuangan.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Barat Misran Pasaribu dalam konferensi pers virtual, yang diikuti wartawan ekonomi se Sumatera Barat danstakeholderterkait dari Industri Jasa Keuangan (IJK), Kamis (22/10/2020)
"Kinerja Industri Perbankan di Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), BPR dan BPRS, secara umum juga terpengaruh dengan adanya pandemi covid-19 ini, meskipun demikian kinerja Industri Perbankan Provinsi Sumatera Barat selama setahun tetap mengalami pertumbuhan positif (Year on Year -- YoY)," ujar Misran.
Misran mengungkapkan, total Aset Industri Perbankan Sumbar meningkat sebesar Rp1,10 Triliun atau sebesar 1,78% (YoY), dari sebesar Rp61,84 Triliun pada Agustus 2019 menjadi sebesar Rp62,94 Triliun. Peningkatan total Aset tersebut dikarenakan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp2,82 Triliun (4,56%) dari sebesar Rp45,74 Triliun menjadi sebesar Rp48,56 Triliun.
Baca juga: OJK Gelar Silaturahmi Virtual Tahun 2022 untuk Kolaborasi Pemulihan Ekonomi
"Namun demikian peningkatan DPK tersebut belum secara optimal dapat disalurkan menjadi kredit, hal ini tercermin dari peningkatan Kredit yang diberikan hanya sebesar Rp840 Miliar (1,36%) dari Rp53,30 Triliun menjadi Rp54,14 Triliun," bebernya.
Apabila dilihat secara Year to Date (YtD), kinerja Industri Perbankan Sumbar mengalami kontraksi terutama pada kinerja total Aset/Volume usaha yang mengalami penurunan sebesar Rp3,88 Triliun (-5,81%) dari sebesar Rp66,82 Triliun pada posisi Desember 2019.
Begitu juga untuk pertumbuhan kinerja kredit yang diberikan, secara year to date jumlah kredit yang diberikan stagnant atau tidak tumbuh (pertumbuhan 0%). Perlambatan kinerja ini utamanya disebabkan karena adanya Pademi Covid-19.
Namun demikian kinerja Kredit Yang Diberikan IJK Sumbar (yang stagnant ini) lebih baik dari kinerja kredit yang diberikan oleh perbankan secara nasional yang tercatat mengalami penurunan sebesar minus 1,52%. Kondisi kinerja Total Aset dan kredit yang diberikan ini justru berbanding terbalik dengan kinerja Penghimpunan DPK yang meningkat cukup signifikan yaitu sebesar Rp2,90 Triliun (6,35%) dari Rp45,66 Triliun.
Baca juga: Satgas Waspada Investasi Kembali Merilis Daftar Investasi Bodong OJK 2021, Berikut Daftarnya
Kinerja Perkreditan Industri Perbankan di Sumatera Barat juga masih terjaga dengan baik, hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang relatif rendah yaitu berada di angka 2,59% dan menurun dari posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,74%. Namun demikian apabila kita bandingkan dengan posisi Desember 2019, rasio NPL Industri Perbankan Sumbar sedikit mengalami peningkatan yang tercatat sebesar 2,57%. Rasio NPL ini masih berada di bawah rasio NPL Industri Perbankan secara Nasional yang tercatat sebesar 3,29%.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Ekspor Sumbar Alami Peningkatan, Ini Barang Paling Banyak Diekspor
- Usung Tema Rise Stronger di HUT ke-112, Semen Padang Terus Bangkit dan Menjadi Lebih Kuat
- Wamentan Sebut Selama Pandemi, Tiga Juta Petani Bertambah
- Harga Minyak Goreng Melambung, Nevi Zuairina Minta Perlindungan Konsumen Rumah Tangga Dalam Negeri
- Ini Cara untuk Menjadi Entrepreneur Sukses Kata Wagub Sumbar