3 Keluarga di Kota Solok jadi Korban Pengusiran dari Kontrakan Karena Beda Pilihan Paslon

Minggu, 06 Desember 2020, 15:44 WIB | Peristiwa | Kota Solok
3 Keluarga di Kota Solok jadi Korban Pengusiran dari Kontrakan Karena Beda Pilihan Paslon
3 Keluarga di Kota Solok jadi Korban Pengusiran dari Kontrakan Karena Beda Pilihan Paslon. IST
IKLAN GUBERNUR

SOLOK, binews.id -- Hanya karena beda pilihan menentukan pasangan calon (Paslon) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), tiga kepala keluarga diusir dari rumah kontrakannya di Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat, Sabtu (6/12). Bahkan 3 keluarga tersebut diberi waktu hanya dua hari untuk pindah, jika tidak rumah tersebut akan dibongkar.

"Kami didatangi oleh pemilik bangunan rumah, ia mengatakan kalau kami tidak pindah dalam dua hari bangunan akan dibongkar oleh si pemilik tanah. Alasannya hanya beda pilihan (mendukung Paslon). Saya korban politik, hanya karena perbedaan pilihan saja dan Saya memilih nomor 2," ujar Misriyanto yang menjadi korban pengusiran.

Dijelaskannya, selain ia ada dua keluarga yang juga tetangganya ikut diusir karena sama-sama memilih Paslon yang sama.

"Kalau Saya memilih Paslon yang sesuai dengannya (pemilik tanah) Inshaallah kami tidak diusir. Tapi ini karena kami berbeda, dari 3 keluarga ini ada yang kordinator relawan, tim relawan, itu kami di nomor 2. Padahal jatuh tempo kami membayar masih lama. Dan tetangga Saya yang satu lagi aman, tidak diusir karena KTP nya Kabupaten (beda hak pilih), jadi aman dia,"ucapnya.

Baca juga: DPRD Padang Dukung Wacana Surat Keterangan Bebas HIV/AIDS untuk Calon Pengantin

Dikatakannya, ia sudah 3 tahun tinggal di rumah tersebut, tapi tidak ada masalah dengan pemilik tanah. Bahkan ia tidak kenal karena ia hanya berurusan dengan si pemilik bangunan dalam sewa menyewa rumah.

"Saya aja gak kenal dengan pemilik tanah, Saya hanya tau hanya si pemilik bangunan. Pemilik tanah dan pemilik bangunan ini kan berbeda, jadi pemilik bangunan ini sewa tanah dan membangun rumah kontrakan, jadi kami sewa rumah ke pemilik bangunan,"katanya.

Ia menyampaikan, informasi yang ia dapat ada kasus yang sama juga terjadi Kota Solok di lokasi yang berbeda. Namun, tidak ada yang berani melawan.

"Kabarnya bukan di sini saja, ada di tempat lain, tapi orang tidak berani melawan. Berani melawan hanya di sini, Saya memang ngontrak tapi tak ingin dijajah. Kami bebas menentukan pilihan di zaman sekarang, undang-undangnya berlaku. Hak suara kami ada,"tuturnya.

Baca juga: Baksos Polri Presisi, Pemko Padang Apresiasi Pembagian Sembako oleh Polresta

Ia mengatakan, kalau dari awal ada komunikasi yang baik memintanya untuk pindah, ia pun ikhlas akan mencari kontrakan lain.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: