Adha Putra : Miris, Suami Istri dan 5 Orang Anak Tinggal di Gubuk Kayu Sempit

SOLOK, binews.id -- Potret kemiskinan di Kabupaten Solok masih dapat dilihat di beberapa daerah, salah satunya di Jorong Pamujan Tapi Aia, Nagari Kinari.
Di jorong ini tepatnya di perbatasan jalan Koto Anau-Muaro Paneh terdapat gubuk kecil tak layak huni yang ditempati oleh Sismayeni bersama suaminya Edison dan 5 orang anaknya.
"Sungguh miris, masih ada orang yang tinggal di gubuk kayu dan kecil seperti ini," ujar Adha Putra Wakil Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumbar yang berkunjung lansung ke rumah tersebut.
Dikatakannya, keluarga tersebut tidak pernah tersentuh bantuan sama sekali. Baik program bedah rumah atau pun Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bahkan menurutnya beberapa orang sempat menjanjikan keluarga itu sesuatu, tapi tidak kunjung datang.
Baca juga: PT Semen Padang Salurkan Bantuan Bedah Rumah untuk Keluarga Berisiko Stunting di Padang
"Ini nyata, masih banyak orang di sekeliling kita yang sangat susah seperti ini. Contoh saja ibuk Yeni ini,"kata Aad.
Diceritakan Aad, Yeni hidup dengan 5 anaknya dan ada yang masih kecil. Anaknya yang paling besar Delfis (20) masih bersekolah di SMK. Sementara, anaknya yang paling bungsu berusia 9 tahun.
Disampaikannya, jika malam tiba, Yeni dan anaknya tidur di luar kamar, karena di gubuk itu hanya ada satu kamar yang cukup untuk dua orang saja.
Penghasilan Yeni dan suami didapat dari mengelola sawah orang sebanyak Rp300 ribu per bulan. Bahkan, tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.
Sementara, suaminya Edison merupakan seorang buruh yang juga tidak jauhmendapatkan penghasilan sama seperti Yeni.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Bupati JFP Hadiri Rapat Kerja dan Pengukuhan Ketua LKAAM Kecamatan se-Kabupaten Solok
- Wabup Solok dan Buya Muslim Yatim Serahkan Bantuan Gizi Balita di Paninggahan
- DPD KNPI Kabupaten Solok Periode 2025--2028 Resmi Dilantik
- Pemkab Solok Dorong Penyelamatan Ekosistem dan Ikan Bilih di Danau Singkarak
- Pemkab Solok Dorong Pengembangan Pertanian Terpadu, Ulu Rimbo Paninggahan Jadi Fokus Pengembangan Kopi**