Satu-satunya di Padang, SPH Sediakan Alat Uroflowmetri untuk Layanan Urologi

Selanjutnya, pasien diminta untuk meminum beberapa gelas air putih sebelum dilaksanakannya tes pancaran urine, dan menahan semaksimal mungkin sampai kandung kemih terisi. Saat kandung kemih pasien rasanya sudah cukup penuh, pasien akan diminta buang air kecil di toilet yang tersedia corong khusus, yang mana alat itu terhubung dengan uroflowmetri elektronik.
"Ketika sedang buang air kecil saat tes tersebut, pasien diminta melakukannya secara normal. Nantinya, alat yang telah disediakan akan mencatat hasil dari urine pasien," jelas perawat yang akrab disapa Mail ini.
Alat uroflowmetri ini nantinya akan mengeluarkan informasi seperti jumlah urine yang dikeluarkan, kecepatan keluarnya urine (per detik), serta waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan seluruh isi saluran kemih.
Mail juga mengungkapkan, melalui hasil dari tes tersebut, akan dibandingkan dengan standar normal dari keluarnya urine, yang juga ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jika pasien memiliki hasil yang di bawah standar normal, maka dapat dipastikan pasien memiliki masalah buang air kecil. Lalu, dokter akan menggunakan hasil tes uroflowmetri sebagai data objektif dan apa yang dirasakan pasien sebagai data subjektif guna memberikan diagnosis dan rencana pengobatan. (*/m)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- PT Semen Padang-BSI Kolaborasi Bahas Mental Health: Cegah Game Addiction Hingga Turunnya Produktivitas
- UNP dan Yayasan Jantung Indonesia Luncurkan Klub Jantung Sehat, Dorong Gaya Hidup Aktif di Kampus
- Bupati Dharmasraya Kunjungi RSUP M. Djamil Padang, Bahas Peningkatan Layanan Kesehatan dan Sistem Rujukan
- Semen Padang Lanjutkan Komitmen Cegah Stunting Lewat Bantuan Rp47 Juta di Hardiknas 2025
- Menuju Kota Sehat Terbaik di Indonesia, Padang Perkuat Kawasan Tanpa Rokok