Webinar Semen Padang, Kemenkes RI Sebut 95 Persen Vaksin Covid-19 Lindungi Keparahan Penyakit

Vaksinasi, kata Siti melanjutkan, mengurangi gejala dan menurunkan penularan. Bahkan, 95 persen vaksin melindungi keparahan penyakit dan 99 persen melindungi dari kematian. Vaksin adalah pencegahan dan setiap vaksin dibuat untuk penyakit apa yang dicegah, atau mengurangi resikonya terhadap penyakit berat atau penyakit yang menyebabkan kematian. "Vaksin sudah teruji. Bahkan dunia, bisa membebaskan dirinya dari cacar," bebernya.
Di Indonesia, ada dua tahap vaksinasi Covid-19. Untuk tahap pertama dari Januari hingga Juni, diawali oleh petugas kesehatan dengan target 1,3 juta orang yang tersebar di 34 provinsi, lansia dengan target 21,5 juta orang dan pentugas publik 17,4 juta orang.
"Sedangkan tahapan kedua mulai Juli sampai Desember mendatang, dilakukan kepada 141,2 juta orang dengan sasaran masyarakat rentan dengan beresiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya melalui pendekatan klaster," ujarnya.
Baca juga: Bio Farma Libatkan Karyawan Lestarikan Lingkungan melalui Program Bottle Exchange with Plants
Vaksinasi, sebut Siti, penting dilakukan, karena setiap orang yang mendapatkan vaksinasi akan membentuk sistem imun adaptif berupa sel memori dan antibodi sebelum terinfeksi virus sebenarnya, karena sistem adaptif ini sudah siap sedia untuk bekerja lebih cepat, sehingga virus dengan cepat pula dinetralisir.
Pembentukan imunitas ada dua, yaitu imunitas alamiah atau natural dan imunitas didapat. Untuk imunitas natural, antibodi terjadi setelah seseorang terinfeksi dan itu disebut dengan aktif. Sedangkan pasif, dari ibu ke janin melalui plasenta.
"Sedangkan imunitas didapat, yaitu antibodi di dalam tubuh terbentuk setelah pemberian vaksin. Dan pemberian vaksin ini tidak menimbulkan penyakit. Bahkan resiko reaksi dari penyakit tersebut rendah dibandingkan resiko oleh infeksi alamiah," tutur Siti.
Klaster keluarga
Terkait pandemi, Siti menyebut bahwa pandemi sudah berulang kali dihadapi oleh global dan sudah ada 40 juta kematian, meskipun berbagai virus lain yang menyebabkan pandemi, tidak dialami oleh Indonesia. Namun untuk pandemi Covid-19 saat ini, hampir semua negara menyatakan dalam kondisi pandemi.
Pemerintah, kata Siti, telah berupaya melakukan berbagai strategi untuk mengakhiri masa pandemi ini. Dan itu dimulai dengan kecepatan keluarnya hasil swab kurang dari 24 jam sejak spesimen diterima melalui strategi meningkatkan akses, kapasitas, dan efisiensi laboratorium PCR.
Kemudian melakukan surveilans genomik untuk memantau adanya strain SARS-COV2 baru, serta mendorong penggunaan rapid Diagnostic Antigen dalam tes Covid-19. Melacak seluruh orang yang kontak erat, suspek dan kasus konfirmasi 15-30 kontak erat per kasus konfirmasi dalam waktu kurang dari 72 jam.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
- SPH Jadi Rumah Sakit Pertama di Sumbar Penerima Bintang Tiga dari BPJS Kesehatan
- Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
- Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
- KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025