Perlu Terobosan Atasi Kelangkaan Pupuk, Nevi Usul Subsidi Dialihkan ke Harga Komoditas Pangan

JAKARTA, binews.id -- PT Pupuk Indonesia diminta memperhatikan persoalan pupuk di tanah air terutama pupuk subsidi untuk petani yang tidak kunjung selesai.
Swasembada pangan dinilai tidak pernah tercapai sejak orde baru hingga saat ini. Persoalan pupuk subsidi pun tidak selesai dengan terjadi kelangkaan pupuk subsidi dimana-mana, padahal APBN pupuk subsidi pernah melebihi APBN kementerian teknis yang menggawangi persoalan pangan.
"Jika kita turun ke lapangan untuk cek persoalan pupuk baik di petani maupun di beberapa pedagang, yang langka itu bukan ada tidaknya pupuk. Pupuk ada cukup tersedia, tapi bukan yang subsidi, yang langka itu pupuk subsidi," tutur Anggota DPR RI Komisi VI, Nevi Zuairina, ketika rapat dengar pendapat (RDP) PT Pupuk Indonesia Sabtu (26/6/2021).
Legislator asal Sumatera Barat II ini menangkap salah satu penyebab terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi di kalangan petani dikarenakan beberapa faktor mulai dari pasokan hingga penggunaan yang berlebihan. Juga persoalan ketersediaan pupuk bersubsidi hanya sekitar 45 persen dari kebutuhan, jadi hanya 9 juta ton dari kebutuhan 23,23 juta ton.
Baca juga: Revisi UU Minerba: Peluang Besar bagi Perguruan Tinggi dalam Sektor Pertambangan
Politisi PKS ini berpendapat, berapapun pemerintah menganggarkan pupuk subsidi dari APBN, dapat dipastikan persoalan tidak akan selesai. Perlu terobosan yang fundamental untuk merubah politik anggaran di subsidi pertanian di bagian pupuk.
"Sudah puluhan tahun dengan puluhan triliun tiap tahun di gelontorkan dalam bentuk APBN yang diperuntukkan mensubsidi pupuk, tapi tujuan tidak pernah tercapai, yakni swasembada pangan karena terkadang dalam distribusi pupuk ini memunculkan persoalan baru," katanya.
Ia mengusulkan, subsidi puluhan triliun pupuk ini dialihkan saja pada subsidi harga. Beli produk pertanian oleh pemerintah dari petani-petani kecil dengan harga tinggi dan kemudian jual dengan harga subsidi kepada masyarakat.
"Nanti pupuk akan mengikuti harga pasar sehingga akan memangkas persoalan kelangkaan pupuk subsidi karena harga pupuk standar. Jadi permasalahan pupuk subsidi dengan sistem distribusi secara tepat waktu, tepat sasaran dan tepat jumlah akan secara natural mengikuti mekanisme pasar," usul Nevi.
Baca juga: Nevi Zuairina Hadiri Tarhib Ramadan di SMPIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping
Nevi menjelaskan, subsidi harga ini akan menjadikan para petani bersemangat untuk menanam karena jaminan dan harapan memperoleh harga yang baik dengan pertimbangan mendapat lebih dibanding biaya produksi akan banyak terjadi. Harapan petani untuk mendapat kehidupan lebih baik akan mudah dicapai karena kemungkinan untuk penyelewengan di sektor hulu semakin kecil.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Revisi UU Minerba: Peluang Besar bagi Perguruan Tinggi dalam Sektor Pertambangan
- Ketua DPRD Sumbar Dukung Gubernur Mahyeldi dan Vasko Ruseimy Wujudkan Kemajuan Daerah
- Bupati dan Wakil Bupati Solok Terpilih Jalani Medical Check-Up Jelang Pelantikan
- Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra, Diminta Maju di Pilpres 2029
- Pada Raker FPKS, Hj. Nevi Zuairina Bertekad Perkuat Advokasi untuk Masyarakat