Dr Aqua Dwipayana: Rapat via Zoom Sering Tidak Efektif

Minggu, 12 September 2021, 11:13 WIB | Gaya Hidup | Provinsi Sumatera Barat
Dr Aqua Dwipayana: Rapat via Zoom Sering Tidak Efektif
Aqua Dwipa, Motivator. IST
IKLAN GUBERNUR

Untuk mencapai efektivitas komunikasi, menurut Dr Aqua yang semakin padat jadwal kegiatannya di masa pandemi Covid-19 ini, efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada.

Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata "Respect". Dr Aqua menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang.

"Salah satu contohnya saya selama di Sumbar ini, sangat respect sama sopir yang mengemudikan mobil saya yang biasa dipanggil Pak Un. Ketika saya di mobil, maka keselamatan dan "nyawa" saya dalam perjalanan ada di tangan sopir," ungkap pria yang berasal dari Kota Padang, Sumbar, ini.

Kedua adalah sikap empati (empathy). Salah satu contohnya semua atasan harus memperhatikan aktivitas para jajarannya. Jika mereka kelelahan setelah bertugas di lapangan, sampai di kantor jangan langsung "dibombardir" dengan berbagai pertanyaan dan teguran. Atasan harus dapat merasakan yang dirasakan jajarannya.

"Beri kesempatan mereka istirahat. Pesankan minuman dan makanan. Ajak ngobrol santai dengan topik yang ringan-ringan. Setelah suasananya nyaman, baru membicarakan tugas mereka. Jangan lupa mengapresiasi anggota yang berprestasi," tutur Dr Aqua.

Ketiga adalah "audible" atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima dengan baik.

"Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan," ungkap penulis buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim ini.

Aspek selanjutnya adalah "clarity". Semua pesan yang disampaikan dengan kalimat terbuka yang sederhana dan jelas. Sehingga penerima pesan memahaminya.

"Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal," tegas Dr Aqua.

Terakhir adalah "humble" atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong apalagi yang bekerja di sektor perbankan yang membutuhkan dukungan semua nasabah dan mitra kerja lainnya. Sikap negatif tersebut adalah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.

"Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilik-Nya dan kita diminta pertanggungjawabannya," tutur Dr Aqua.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: