Wapres Minta Percepatan Penanganan Stunting

Kamis, 02 Desember 2021, 08:40 WIB | Ekonomi | Nasional
Wapres Minta Percepatan Penanganan Stunting
Ilustrasi Stunting
IKLAN GUBERNUR

JAKARTA, binews.id -- Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin, meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan upaya percepatan penangananstuntinguntuk mencapai target angka prevalensi 14 persen di tahun 2024.

Hal tersebut disampaikan Wapres saat menerima audiensi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo beserta jajarannya, di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (30/11/2021) sore.

"Pertama, Wapres memerintahkan kepada BKKBN untuk melakukan langkah-langkah percepatan (penangananstunting), dengan target (angka prevalensi) 14 persen selesai dalam dua tahun setengah, sampai akhir masa periode (Pemerintahan Jokowi -- Ma'ruf Amin)," ujar Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi usai mendampingi Wapres dalam pertemuan.

Wapres meminta BKKBN agar lebih intensif melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait dan juga dengan pemerintah daerah (pemda) khususnya daerah-daerah yang memiliki kasusstuntingtinggi.

Baca juga: Padang Panjang Targetkan Zero Stunting, Lintas Sektor Diminta Saling Berkolaborasi

"Lalu juga harus dilakukan konvergensi (program) antara kementerian/lembaga bersama pemerintah daerah kabupaten/kota. Kalau bisa terkoordinasi dengan baik, itu adalah kunci keberhasilan. Itu menjadi syarat utama yang diharapkan oleh Wapres," ujar Masduki.

Kedua, Wapres meminta agar BKKBN memetakan daerah-daerah yang memiliki kasusstuntingtinggi agar dapat dilakukan penanganan secara khusus.

"Terpetakannya daerah-daerah yang tinggistunting-nya, penting agar dapat dilakukan rencana aksi secara lebih khusus per wilayah sesuai dengan karakter daerah masing-masing," ujarnya.

Ketiga, Wapres meminta upaya penangananstuntingdilakukan sedini mungkin bahkan sejak pranikah. Di samping itu, Wapres juga meminta agar pemenuhan gizi anak dapat menggunakan pendekatan kearifan lokal, seperti penggunaan biskuit dari daun kelor sebagai makanan tambahan anak di Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Banyak Dulang Prestasi, PKK Beperan Penting Memperpanjang Tangan Pemerintah

"Masing-masing daerah (tentu) punya kearifan lokal sendiri-sendiri. Dengan demikian maka bagaimana Ibu-Ibu ataupun keluarga dapat mulai dari sejak dini, dengan kearifan lokalnya, memanfaatkan sumber-sumber gizi yang ada di sekitarnya secara maksimal," jelas Masduki. (*/bi)

Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: