Membaca Peluang Pundi Cuan di Tengah Pandemi Covid-19 yang Tahu Kesudahannya

Sabtu, 18 Desember 2021, 10:49 WIB | Ekonomi | Kota Padang
Membaca Peluang Pundi Cuan di Tengah Pandemi Covid-19 yang Tahu Kesudahannya
Pelaku UMKM Sumbar saat bertemu dengan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Nazwir, dalam pelatihan digitalisasi untuk UMKM. IST
IKLAN GUBERNUR

LAPORAN MELBA

Serangan pandemic Covid-19 yang sempat menyentak kehidupan di awal tahun 2020 lalu, ternyata tak selamanya jadi batu sandungan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Sumatera Barat. Belajar dari kondisi pandemi yang tak kunjung usai, pelaku UMKM pun memutar otak untuk tetap bertahan di tengah gempuran.

Eva Susi Linda seorang pedagang kuliner di Kota Padang misalnya. Ia yang harus berhenti berjualan di awal-awal pandemi karena tak ada aktivitas yang dibolehkan, tahun 2021 ini pun ia kembali bangkit. Tentunya dengan tampilan yang lebih baru dari biasanya menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19.

"Awal pandemi lalu memangs saya sangat terpuruk. Penghasilan dari jualan yang biasanya mencapai Rp300 per hari tiba-tiba terhenti. Karena selain pembatasan kegiatan, anak sekolah yang biasanya membeli pun tak ada, akhirnya saya tutup," katanya kepada binews.id Kamis (17/12/2021).

Baca juga: DPRD Padang Dukung Wacana Surat Keterangan Bebas HIV/AIDS untuk Calon Pengantin

Belajar dari kondisi itu, kata Eva, ia pun mulai berinovasi untuk mempromosikan dagangannya. Mulai dari promosi di Gojek, Facebook, bahkan ia masuk ke grup WhatsApps. Di sana ia mulai menampilkan jenis dagangannya dan akhirnya ada yang satu-satu tertarik untuk memesan.

"Akhirnya ada yang pesan. Mulai dari satu hingga beberapa menu dan saya semakin yakin, ini mungkin berkah pandemi dan memang harus kreatif untuk memutar otak," katanya.

Cerita yang sama juga dikisahkan Jhoni Adul Kasir yang berjualan madu, padi pakan ternak, dan jahe merah olahan. Ia gencar memasarkan produknya di platform media sosial. Bahkan banyak yang memesan dan dia pun langsung mengantar pesanan untuk menghemat ongkos juga.

"Pandemi memang memaksa kita untuk kreatif dalam membaca peluang bisnis. Karena kalau masih mengandalkan pertemuan tatap muka dengan pelanggan seperti di pasar tradisional tak akan bisa karena aturan," jelasnya.

Baca juga: KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan

Bimtek Digitalisasi

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: