Mendes PDTT: Desa Jadi Penyangga Ekonomi Nasional Selama Pandemi

JAKARTA, binews.id -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyatakan bahwa desa mampu menjadi penyangga ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19 dalam kurun dua tahun terakhir. Fakta ini didasarkan pada beberapa indikator seperti meningkatnya pendapatan per kapita warga desa, terkendalinya angka pengangguran terbuka, dan terjaganya fluktuasi angka kemiskinan di level desa.
"Harus diakui jika ekonomi desa selama pandemi COVID-19 mampu menjadi penyangga ekonomi nasional. Fakta ini tentu bukan sekadar pernyataan kosong tetapi didukung dengan beberapa indikator terukur yang bisa dicek di lapangan," ujar Halim, dikutip dari laman Kementerian Desa (Kemendes) PDTT, Jumat (31/12/2021).
Mendes PDTT mengatakan, ketahanan ekonomi desa selama pandemi salah satunya ditunjang dengan adanya Dana Desa yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Dana Desa ini menjadi penopang utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Pada tahun 2014 atau sebelum adanya Dana Desa, rata-rata APBDes per desa sebesar Rp329 juta. Kemudian, tahun 2015 saat Dana Desa dikucurkan langsung melesat menjadi Rp701 juta per desa. Tahun 2021, rata-rata APBDes melonjak hingga Rp1,6 miliar per desa.
Baca juga: Pemkab Limapuluh Kota Raih Penghargaan Kemendes PDTT
"Sepanjang pandemi, APBDes masih meningkat dari total Rp117 triliun pada 2019 menjadi Rp121 triliun pada 2021," ujarnya.
Tingginya APBDes ini, kata Halim berdampak pada beberapa sektor esensial yang menopang perekonomian nasional. Dari sektor pendapatan per kapita warga desa misalnya, terjadi peningkatan meskipun dalam situasi pandemi. Pendapatan warga desa tetap meningkat dari Rp882.829 per kapita per bulan menjadi Rp971.445 per kapita per bulan.
"Peningkatan pendapatan warga desa ini salah satunya karena adanya Program Padat Karya Tunai Desa selama pandemi. Selain itu juga adanya berbagai proyek infrastruktur level desa yang dilakukan secara swakelola di mana semua pekerjanya dari warga desa pun juga belanja barangnya juga dari toko-toko di desa juga," ujarnya.
Adanya proyek-proyek di level desa ini juga membuat pengangguran terbuka di desa menjadi terkendali. Menurut Mendes PDTT, sepanjang pandemi tingkat pengangguran terbuka di desa tetap rendah, hanya naik dari 3,92 persen menjadi 4,71 persen.
Baca juga: Camat Sipora Utara Bahas APBDes dengan Desa Goiso'oinan
"Jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan pengangguran terbuka di kota cukup kontras karena kenaikan di kota cukup tinggi yakni dari angka 6,29 menjadi 8,98 persen," imbuhnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kemenag: Hilal Belum Terlihat, Secara Hisab Lebaran 31 Maret
- Lebaran 2025 Diprediksi Serentak: Simak Jadwal Libur dan Tips Mudik
- Sambangi Kantor Pusat PLN, Bupati Dharmasraya Usulkan Percepatan Penyediaan Listrik di Nagari Panyubarangan
- Kecelakaan Tunggal, Pimpinan PT NWR Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya 15 Karyawan PT ERB
- Ikuti Retreat, Wako Fadly Amran: Momentum Saling Mengenal