Presiden Jokowi Sebut Pemerintah Kerja Keras Kawal Transformasi Besar Indonesia

JAKARTA, binews.id -- Pemerintah tengah melakukan sejumlah transformasi besar agar Indonesia semakin kompetitif dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan kompetisi saat ini. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah bekerja keras untuk mengawal jalannya transformasi tersebut.
"Pemerintah saat ini sedang bekerja keras mengawal beberapa transformasi besar. Kita sedang melakukan transformasi struktural agar Indonesia semakin kompetitif untuk menghadapi dunia yang hiperkompetisi sekarang ini," ujar Presiden saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ICMI Tahun 2022, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu, (29/01/2022) secara virtual.
Berbagai transformasi yang dilakukan pemerintah mulai dari hilirisasi industri, transformasi digital, transisi menuju energi hijau, hingga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
"Kita harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya, kita harus menyejahterakan petani, nelayan, buruh industri, kita harus memfasilitasi agar pelaku UMKM bisa naik kelas dengan digitalisasi, kita harus mendukung peningkatan produk-produk dalam negeri, banyak sekali hal-hal yang memang harus kita lakukan," ujar Presiden.
Baca juga: Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra, Diminta Maju di Pilpres 2029
Kepala Negara pun menekankan pentingnya investasi dalam mendukung upaya yang tengah dilakukan.
"Untuk itu kita harus mempermudah investasi yang besar, yang sedang, maupun yang kecil, dari dalam maupun dari luar negeri. Itulah tujuan kita menetapkan Undang-Undang Cipta Kerja, untuk menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ujarnya.
Hilirisasi
Lebih lanjut, Presiden memaparkan, pemerintah tengah melakukan hilirisasi, salah satunya di sektor pertambangan, minyak, dan gas. Ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar di Indonesia, membuka lapangan kerja, dan sekaligus untuk menghemat devisa.
Baca juga: Polri Ungkap Tiga Kasus Besar Judi Online: Sita Aset Rp61 Miliar, Ungkap Sindikat Internasional
"Saya kira sudah tidak zamannya lagi, yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengekspor bahan-bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," lanjutnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kecelakaan Tunggal, Pimpinan PT NWR Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya 15 Karyawan PT ERB
- Ikuti Retreat, Wako Fadly Amran: Momentum Saling Mengenal
- Gubernur dan Wagub Sumbar Terpilih Kompak Berpakaian Putih Saat Mengikuti Gladi Kotor di Monas
- Ketahanan Pangan di Bantul: Kapolri Dorong Swasembada Jagung Nasional
- PT Semen Padang dan KSOP Kelas I Dumai Jalin Kerjasama Terkait Terminal Khusus