Dialog di Stasiun TV Swasta di Sumbar

Nevi Zuairina Sampaikan Polemik Pencabutan Subsidi Minyak Goreng

Senin, 20 Juni 2022, 16:50 WIB | Ekonomi | Kota Padang
Nevi Zuairina Sampaikan Polemik Pencabutan Subsidi Minyak Goreng
Anggota DPR RI Asal Sumatera Barat II, Nevi Zuairina, pada kesempatan dialog dengan salah satu televisi lokal Sumatera Barat menyampaikan polemik yang terjadi pada pencabutan subsidi minyak goreng. Polemik ini semakin meningkat ketika minyak goreng curah dicabut setelah sebelumnya minyak goreng kemasan premium sesuai mekanisme pasar. IST
IKLAN GUBERNUR

PADANG, binews.id - Anggota DPR RI Asal Sumatera Barat II, Nevi Zuairina, pada kesempatan dialog dengan salah satu televisi lokal Sumatera Barat menyampaikan polemik yang terjadi pada pencabutan subsidi minyak goreng. Polemik ini semakin meningkat ketika minyak goreng curah dicabut setelah sebelumnya minyak goreng kemasan premium sesuai mekanisme pasar.

Ia berpendapat sangat menyayangkan ketika subsidi minyak goreng curah dihilangkan. Kebijakan pemerintah mencabut subsidi minyak goreng curah, mengakibatkan masyarakat menengah bawah dan pelaku usaha kecil bergejolak karena mereka masih sangat membutuhkan subsidi minyak goreng.

Nevi sangat menyadari bahwa tidak mungkin seluruh konsumen curah dicover oleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) migor, oleh karena itu ketepatan penyampaian subsidi inilah yang menjadi tantangan berat. "Melepas migor subsidi ke mekanisme DMO hanya akan mengulangi kesalahan yang sama, dimana harga akan semakin mahal," katanya.

Politisi PKS ini menegaskan bahwa, pencabutan subsidi pada saat ini tidak tepat, mengingat harga minyak goreng curah yang masih tetap mahal. Ia juga menekankan, pada pemberian BLT minyak goreng kepada masyarakat yang membutuhkan belum tentu meng-cover semua masyarakat miskin. Karena data yang dimiliki pemerintah juga perlu di validasi ulang.

Baca juga: Difasilitasi Pemkab, 34 Wartawan Dharmasraya Berangkat ke HPN 2024 di Jakarta

"Saya melihat, pencabutan subsidi minyak goreng ini bukan rakyat kecil yang diuntungkan. Apalagi sampai sekarang harga minyak goreng curah masih mahal di atas HET yang ditetapkan pemerintah.Kalau dari sudut pengusaha, mereka pasti diuntungkan dan tidak akan rugi. UMKM kita yang menggunakan minyak goreng, tentu akan berdampak secara langsung , terutama terhadap operasional mereka. Biaya produksi yang dihasilkan akan menjadi lebih mahal, dan tentu secara tidak langsung akan berdampak pada menurunnya omset penjualan UMKM," tutur Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat ini mengingatkan pemerintah bahwa saat ini, masyarakat baru saja merasakan dampak pandemi, sehingga mereka tentu akan lebih menahan keinginan belanja. Tapi ia yakin, masyarakat kita akan mampu bertahan melewati krisis ini dan untuk dirinya akan terus berupaya melakukan advokasi terhadap kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat.

"Saya menyarankan, agar pemerintah membenahi distribusi minyak goreng curah untuk kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah dan pelaku usaha mikro. Kemudian mesti menyepakati model bisnis dan mekanisme distribusi minyak goreng dengan produsen besar dalam konteks tanggung jawab sosial (social responsibility) untuk sama-sama menjamin ketersediaan minyak goreng untuk kedua kelompok tersebut dengan harga terjangkau. Dan berikutnya mendorong BUMN Pangan baik Bulog maupun ID Food, untuk memperbesar perannya baik dalam mekanisme distribusi dan pengendalian pasokan. Hal itu penting untuk menjadikan BUMN sebagai kekuatan penyeimbang sekaligus representasi negara dalam memenuhi hajat hidup masyarakat," saran Nevi memberi masukan.

Anggota DPR Komisi VI ini berpendapat bahwa peraturan-peraturan terkait minyak goreng ini masih belum dapat mengontrol penetapan HET migor. Ia memberi fakta bahwa Harga minyak goreng curah tiap harinya fluktuatif cenderung naik dengan rerata nasional Rp18.100 per kg. Harapannya menurut Nevi yakni segala upaya dan terobosan pemerintah dalam menstabilkan harga dan kuota minyak goreng curah bisa terlaksana dan tidak menyusahkan masyarakat.

Baca juga: Peringati HPN, Ini Harapan Ketua Komisi Informasi Sumbar

"Yang jelas, sampai hari ini harga minyak goreng curah masih di atas HET yang ditentukan pemerintah. Jadi kita akan terus mengawasi dan evaluasi pemerintah dalam menyelesaikan urusan minyak goreng ini," katanya.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: