Ribuan Ikan Mati, Sungai Tercemar Diduga Karena Limbah PT BTN

Kamis, 30 April 2020, 20:12 WIB | Ragam | Kab. Pasaman Barat
Ribuan Ikan Mati, Sungai Tercemar Diduga Karena Limbah PT BTN
Ribuan Ikan Mati, Sungai Tercemar Diduga Karena Limbah PT BTN
IKLAN GUBERNUR

PASAMAN BARAT, binews.id -- Jebolnya Limbah PT BTN beberapa minggu lalu tepatnya pada jumat (17/04) membuat heboh, bukan saja masyarakat sekitar yang terdampak, tapi membuat berbagai pihak geram bahkan warga Pasaman Barat (Pasbar) yang di perantauawan pun ikut menyesalkan atas kejadian ini.

Masyarakat Pasbar pada umumnya menilai pihak perusaahan PT BTN memandang sebelah mata atas kejadian ini dan seakan-akan tutup mata atau enggan untuk bertanggung jawab.

Sebab jebolnya tanggul kolam penampung limbah Jumat (17/4/2020) minggu lalu itu, telah menyebabkan limbah mengalir ke Batang Pigogah hingga ke Muara dan laut Air Bangis yang membunuh puluhan ribu ikan larangan serta mencemari laut, akibatnys sebanyak 600 nelayan kini tak punya mata pencarian.

Bahkan pihak PT BTN menggagap kejadian ini adalah musibah yang biasa di alami oleh perusahaan manapun. "kita bukan tidak bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang diakibatkan limbah sawit ini, tetapi ini musibah dan hal itu biasa, apa lagi limbah ini bila semakin ke muara atau sampai ke laut dampaknya akan berkurang, sebab limbah dengan sendirinya akan tercuci oleh air dengan," ujar Senior Execitif Manager, Nasrul Syam

Baca juga: UNP Gelar Lokakarya Manajemen Penelitian, Hadirkan Narasumber dari University Malaya

Sementara ketua pengelola ikan larangan Batang Pigogah Air Bangis, Suharto, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pengurus PT BTN. Namun, sejauh ini belum ada keputusan atau kesepakatan apapun., bahkan hingga kini Sungai Pigogah masih tercemar.

Demikian juga Kamis, (30/04) pukul 10.00 Wib. saat ketua DPRD memanggil manajemen PT Bintara Tani Nusantara (BTN) dan perwakilan masyarakat untuk mediasi yang berlangsung di ruangannya terkait jebolnya limbah pada jumat (17/04) lalu di batang Pigogah, namun pihak perusahaan yang dihadiri oleh Senior Execitif Manager, Nasrul Syam, Harli. Agus Supriyono dan dari masyarakat dihadiri oleh Aidil Fitra, Syamsidar, A.Efendi, Ardian Feril, dan Rizki Kurniawan, hingga saat ini Kamis (30/04) usaha mediasi yang dilakukan oleh Ketua DPRD Pasbar,Parizal Hafni di ruangan kerjanya tersebut terbukti masih menemui jalan buntu, sebab pihak perusahaan masih belum bertanggung jawab dan tidak ada itikad baik untuk penyelesaiannya.

Menurut masyarakat, Aidil fitra salah satu tokoh mudo nelayan Kampung Padang Utara Nagari Aia Bangis Kecamatan Sei Beremas didampnigi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNS) Pasbar, Syamlidar mengatakan sebelumnya masyarakat nelayan menuntut PT BTN membayar kompensasi kepada 600 nelayan (nelayan pinggir pantai dan sepanjang sungai) yang terdampak.

Menurut Aldi Fitra,Besarnya kompensasi adalah Rp150 ribu untuk setiap nelayan per hari, selama sebulan (30 hari).

Baca juga: UNP Gelar Bunkasai XII, Perkenalkan Budaya Jepang Melalui Berbagai Kegiatan

Nilai kompensasi ini dihitung dari pendapatan masing-masing nelayan per hari yang hilang sejak limbah pabrik mencemari sungai dan laut Air Bangis.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: