Antisipasi Meningkatnya Kasus HIV,Pemko Bukittinggi Siapkan Strategi Penanggulangan

Kamis, 11 Mei 2023, 23:11 WIB | Pemerintahan | Kota Bukittinggi
Antisipasi Meningkatnya Kasus HIV,Pemko Bukittinggi Siapkan Strategi Penanggulangan
Foto : Dok Diskominfo Bkt
IKLAN GUBERNUR

Umur 20-25 tahun, laki-laki 163 orang, perempuan 40 orang, dengan jumlah 203 dengan persentase 19,1%.

Umur 25-49 tahun, laki-laki 602, perempuan 177, dengan jumlah 779 orang dengan persentase 73,2%.

Umur 50 tahun ke atas tercatat laki-laki 20 orang, perempuan 238 orang dengan persentase 2,3 %.

Baca juga: Semen Padang Sosialisasikan PHBS dan Bahaya HIV AIDS di Aksi Germas Sehat di Padayo

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menjelaskan, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang disebut AIDS. Jika tidak ditangani dengan serius maka dapat menimbulkan kematian.

Hingga saat ini, infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV di kawasan Asia Tenggara menyumbang 1076 dari total beban HIV di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,2656, termasuk Sumatera Barat.

"Pada tahun 2030 merupakan tahun yang ditargetkan oleh global dan Nasional sebagai Ending AIDS yang dikenal dengan istilah The Three zero yaitu, Zero new HIV Infection (tidak ditemuan kasus HIV baru), Zero AIDS related death (tidak ada kematian akibat AIDS), Zero discrimination (tidak ada diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS)," ungkap Erman.

Di Kota Bukittinggi sendiri, lanjut Wako, berdasarkan data laporan kasus dari seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada baik Rumah Sakit maupun Puskesmas bisa dipaparkan bahwa, angka komulatif penemuan kasus HIV mulai tahun 2008 sampai dengan Desember 2022 sudah mencapai angka 1064 orang. Dilihat dari data 3 tahun terakhir, mulai 2018 sampai 2023, terdapat 278 kasus HIV di Bukittinggi, terdiri dari usia 20 sampai 24 tahun sebanyak 34 kasus. Usia 25 sampai 49 tahun terdapat 232 kasus dan usia lebih dari 50 tahun terdapat 12 kasus.

"Dari data itu, angka penemuan kasus tertinggi adalah pada usia 20 sampai 49 tahun dengan 232 kasus dan faktor resiko tertinggi berasal dari hubungan sex terutama pada kelompok LSL (Lelaki Sex Lelaki) sebanyak 50%," ungkap Wako.

"Ini harus kita selesaikan bersama. Semua lini harus bergerak. Bagaimana pendalaman pendidikan berkarakter, bagaimana pendidikan karakter itu, bukan pada materinya, tapi lebih pada kegiatannya. Seperti kegiatan budaya dan pendekatan keluarga," tegasnya.

Halaman:
1 2
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Medio
Editor: Adrian Tuswandi

Bagikan: