Ketua DPRD Sumbar Dorong Pemajuan Payakumbuh Melalui Kebudayaan dan Sejarah

"Stunting ini sangat miris. Tidak ada dalam kamus orang Minang selama ini kelaparan. Rumah gadang dilengkapi lumbung, ini adalah konsep ketahanan pangan. Namun saat ini, banyak rumah gadang yang diruntuhkan," ujarnya.

Ia mengajak semua pemangku kebudayaan, termasuk Ninik mamak, Datuak, Bundo kandung, dan masyarakat, untuk tidak tinggal diam melihat situasi di Payakumbuh saat ini. Angka kemiskinan ekstrem dan pengangguran yang tinggi dapat memicu kriminalitas, sementara penyalahgunaan narkoba dan LGBT semakin merusak generasi penerus.

"Apakah kita masih bisa santai-santai menghabiskan hari dengan main hp tanpa memikirkan nasib anak cucu kita? Marilah bersama-sama merubah nasib daerah ini," katanya.

Baca juga: Ketua DPRD Sumbar Respon Positif Aksi Damai Mahasiswa di Penghujung Masa Jabatan

Supardi juga menekankan bahwa meskipun tanggung jawab pemerintah adalah memajukan dan mensejahterakan masyarakat, dukungan dari seluruh pihak di masyarakat sangat diperlukan. APBD Payakumbuh yang tidak besar, hanya Rp799 miliar dengan 90 persennya berasal dari bantuan pemerintah pusat dan provinsi, membuat upaya memajukan daerah menjadi tantangan tersendiri.

"Itulah mengapa harus ada terobosan untuk menjadikan Payakumbuh kota yang besar dan maju. Salah satunya melalui eksplorasi kebudayaan dan sejarah. Jika keduanya terekspos, seluruh sektor lain akan ikut membaik," tutupnya.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, Supardi berharap Payakumbuh dapat bangkit dan meraih masa depan yang lebih cerah melalui kekayaan budaya dan sejarah yang dimilikinya. (bi/rel)

Penulis: Imel
Editor: BiNews