Anggota DPR RI Nevi Zuairina Dorong Solusi Konkret dalam Pengelolaan Sampah dan Perdagangan Karbon

JAKARTA, binews.id -- Anggota DPR RI Komisi XII, Hj. Nevi Zuairina, menegaskan pentingnya langkah konkret dalam mengatasi persoalan sampah dan memperkuat perdagangan karbon sebagai bagian dari strategi nasional menuju ekonomi hijau. Hal ini disampaikannya di Jakarta setelah mengevaluasi hasil rapat-rapat di DPR dengan mitra kerjanya.
Nevi Zuairina menyoroti semakin kompleksnya permasalahan sampah di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, timbulan sampah nasional mencapai 69,7 juta ton, di mana sekitar 33% dari total tersebut tidak terkelola dengan baik. Menurutnya, kondisi ini merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi melalui solusi konkret dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan.
"Masalah sampah di Indonesia semakin kompleks, dengan timbulan yang terus meningkat. Kita harus segera mencari solusi konkret, baik dalam skala nasional maupun daerah, untuk memastikan pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan," ujar Nevi Zuairina.
Politisi PKS ini menegaskan bahwa edukasi kepada masyarakat mengenai konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R) harus lebih digencarkan. Selain itu, ia juga mendorong pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Baca juga: Nevi Zuairina Laksanakan Serah Terima Simbolis Bantuan TJSL PT Bukit Asam di Agam dan Pasaman Barat
"Kita harus mendorong pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) yang sesuai standar serta fasilitas pengolahan sampah berbasis teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan," tambahnya.
Nevi juga mengapresiasi perkembangan sociopreneur di bidang pengelolaan sampah. Saat ini, jumlah sociopreneur di sektor ini telah mencapai 209 unit dengan omset mencapai Rp 24 miliar per tahun.
"Ini adalah bukti bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita harus terus mendukung dan memperluas program pemberdayaan ini," tegasnya.
Dalam hal perdagangan karbon, Nevi Zuairina menekankan pentingnya partisipasi aktif Indonesia di pasar karbon global guna mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Ia menyambut baik inisiatif Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang telah mencatat transaksi senilai Rp84 miliar dengan total emisi yang diperdagangkan sebesar 7,1 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2024.
"Pasar karbon harus menjadi instrumen strategis bagi Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi. Namun, kita juga harus memastikan adanya regulasi yang kuat agar transaksi ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan ekonomi nasional," jelas legislator asal Sumbar II ini.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Peluang Kerjasama Luar Negeri, Wako Fadly Amran Temui Sekjen Kemenlu RI
- Berperan Penting Bangun Budaya Inovasi, Dirkeu PT Semen Padang Raih Quality Leadership Award
- Dana Transfer Daerah Berkurang, Pemprov Sumbar Dorong Pemerintah Pusat Ambil Alih Pembayaran Gaji ASN
- Dari Petani hingga Pedagang Kopi, Warga Sambut Bahagia Kehadiran Rumah Subsidi FLPP
- Presiden Prabowo: Janji 25 Ribu, Hasil 26 Ribu, Transformasi dan Kerja Nyata Pemerintah