Tari Piring dan Randai Hidupkan Malam Budaya di Padang Panjang

Minggu, 14 September 2025, 11:30 WIB | Pariwisata | Kota Padang Panjang
Tari Piring dan Randai Hidupkan Malam Budaya di Padang Panjang
Tabuhan gendang dan alunan talempong berpadu dengan sorakan penonton, menghidupkan suasana malam di Simpang Empat Pasar Pusat Padang Panjang, Sabtu (13/9/2025). IST

PADANG PANJANG, binews.id -- Tabuhan gendang dan alunan talempong berpadu dengan sorakan penonton, menghidupkan suasana malam di Simpang Empat Pasar Pusat Padang Panjang, Sabtu (14/9). Ratusan pasang mata tertuju pada panggung terbuka yang menjadi pusat perhatian warga. Dentuman irama yang khas seakan memanggil masyarakat untuk larut dalam kemeriahan seni dan budaya.

Komunitas Seni dan Budaya Sari Banilai Nagari Jaho, Kabupaten Tanah Datar, tampil energik dengan tarian ikonik Minangkabau, Tari Piring. Sejak awal pertunjukan, penonton disuguhi gerakan lincah para penari yang berharmoni dengan denting talempong dan hentakan gendang. Kilau busana adat yang penuh warna menambah daya tarik penampilan mereka.

Atraksi ekstrem seperti injakan kaki di atas pecahan kaca serta semburan api berhasil memukau penonton. Suasana riuh semakin terasa saat sorakan penonton membahana, menandai kekaguman mereka pada keberanian para penari. Momen ini menjadi bagian paling ditunggu dalam setiap penampilan Tari Piring, dan malam itu pun tak terkecuali.

Tidak hanya berhenti pada tari dan atraksi ketangkasan, kelompok seni ini juga membawakan randai, seni teater tradisional Minangkabau yang memadukan gerak, musik, dan dialog. Kisah kehidupan sehari-hari masyarakat ditampilkan dalam balutan seni tersebut, membuat penonton merasa dekat dengan cerita yang disajikan.

Kelakar segar para pemain randai membuat suasana semakin hidup. Gelak tawa dan tepuk tangan penonton kerap terdengar di sela-sela dialog yang ringan namun sarat makna. Kehangatan yang tercipta menunjukkan bagaimana seni tradisi masih mampu menjadi hiburan yang menyentuh hati khalayak.

"Acara seperti ini luar biasa. Saya merasa seperti pulang kampung, karena randai begini dulu sering dimainkan di nagari. Sekarang bisa dinikmati di tengah kota, rasanya bangga sekali," ujar Yuli (38), salah seorang warga yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku sengaja hadir agar anak-anaknya juga bisa mengenal budaya leluhur.

Sementara itu, Rahman (45) mengaku takjub dengan atraksi api yang ditampilkan para penari. "Deg-degan juga lihatnya, tapi itu justru jadi daya tarik. Jarang kita bisa menyaksikan langsung hal seperti ini," katanya. Menurutnya, keberanian dan keterampilan para seniman tradisi patut diapresiasi karena mampu menghidupkan kembali nuansa pertunjukan klasik.

Pertunjukan malam itu seakan menegaskan warisan budaya Minangkabau masih kuat, relevan, dan dapat menyatukan masyarakat lintas usia maupun latar belakang. Lebih jauh, perhelatan ini menegaskan posisi Padang Panjang sebagai kota pendidikan dan budaya yang terus memberi ruang bagi tradisi untuk hidup, berkembang, sekaligus dinikmati generasi masa kini. (bi/rel/mel)

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: