Seorang Perempuan Paruh Baya Meninggal Tertabrak Kereta di Aur Duri, Ini imbauan Kepala Humas KAI

PADANG, binews.id -- Peristiwa naas terjadi pada seorang perempuan paruh baya, Zurtini, 64 tahun, Rabu (9/9/2020). Dimana perempuan paruh baya ini meninggal setelah tertabrak Kereta Api di Jalan Aur Duri, Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang.
"Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Korban yang merupakan ibu rumah tangga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, tertabrak kereta api setelah pulang berbelanja sayur," ungkap Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Padang Timur, AKP Afrides Roema.
"Korban pulang membeli sayur, sewaktu melintasi rel kereta api, datang kereta api (lokomotif) Nomor KA 10048 tanpa rangkaian dari arah Teluk Bayur menuju Stasiun Kereta Api Simpang Haru, diketahui korban sudah pikun sehingga tak terdengar suara kereta api" kata Afrides, Rabu (9/9/2020).
Dengan adanya peristiwa ini, Kepala Humas Divre II Sumatera Barat, M. Reza Fahlepi mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati melintasi rel KA, dan tidak bermain atau berada diruang manfaat jalur Kereta Api.
Baca juga: Seminggu Periode Nataru, KAI Divre II Sumbar Layani 42.927 Penumpang
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar rel KA untuk tidak bermain /berada di ruang manfaat jalur KA ataupun melintas perlintasan KA. Selain itu juga bagi pengguna jalan harus waspada dan lebih berhati-hati saat berada atau melintasi perlintasan kereta api," kata Reza kepada binews.id melalui pesan singkat,Rabu (9/9) sore.
Menurut Reza, kejadian seperti ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan larangan untuk memasuki area atau ruang manfaat jalur KA.
Sebagaimana tertuang dalam UU No 23 th 2007 tentang perkeretaapian, Pasal 181 bahwa (1) Setiap orang dilarang: a. berada di ruang manfaat jalur kereta api; memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau c. menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain.
Kemudian kata Reza, selain untuk angkutan kereta api, sebagaimana yang diatur dalam pasal 199, bahwa setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api, menyeret barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain.
"Selain untuk angkutan kereta api yang dapat mengganggu perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)," jelas Reza. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Festival Siti Nurbaya dan Cap Go Meh 2025, Wajah Keberagaman Kota Padang
- Festival Siti Nurbaya dan Cap Gomeh 2025 Resmi Dibuka, Kota Padang Perkuat Indentitas Budaya dan Pariwisata
- UNP dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat Siapkan Naskah Kerja Sama
- Pemprov Sumbar Luncurkan Kalender Iven 2025, Targetkan 20 Juta Kunjungan
- Gubernur Mahyeldi Tekankan Penerbangan Padang-Singapura Harus Berkelanjutan