Sultan B Najamudin: Pers Harus Tetap Menjadi Lilin Dalam Kegelapan

JAKARTA, binews.id - Berkenaan dengan Hari Pers Nasional (HPN) yang ke-75 diperingati setiap tanggal 09 Februari diharapkan Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin sebagai momentum untuk mengulas penghayatan jati diri insan pers dan media dalam peran-peran jurnalisme.
"Saya mengucapkan selamat hari pers Nasional, semoga peran-peran jurnalisme kita tetap berjalan melalui gerak literasi kepada masyarakat dalam menjaga keberlangsungan kehidupan kebangsaan kita," tuturnya.
Senator muda tersebut juga menegaskan bahwa Indonesia sebagai penganut paham sistem demokrasi sangat membutuhkan peran pers serta media untuk mengambil peran sebagai alat kontrol bagi pemerintah. Dengan demikian pers melalui media massa berkewajiban dalam memberi masukan, mengkritik, serta mendobrak berbagai kebijakan yang dihasilkan oleh lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Dalam keterangan resminya Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin juga menyampaikan harapan kepada insan pers agar mampu menjadi benteng edukasi publik terhadap informasi serta pemberitaan yang tidak memiliki sumber kebenaran, terkhusus kaitan dengan isu-isu Pandemi yang beredar luas di dunia maya atau sosial media.
Baca juga: Zardi Syahrir Pimpin Apel Pagi di Sekretariat DPRD Sumbar: Tingkatkan Disiplin dan Kinerja ASN
Menurutnya selama beberapa tahun terakhir terjadi perkembangan kehidupan jurnalistik secara global, dimana fungsi tradisional jurnalisme itu sendiri akan terkikis dengan kemajuan "masyarakat informasi".
Dan melihat fenomena dari pasokan berita langsung oleh televisi satelit dan jaringan komputer, ledakan informasi dan meningkatnya otonomi komunikasi warga, layanan publik yang lebih sedikit dan eksploitasi media yang lebih komersial semuanya menunjukkan bahwa jurnalisme kritis menghadapi banyak tantangan.
"Kita menghadapi banjir informasi yang secara kebenarannya belum terverifikasi. Sedangkan dengan lemahnya literasi yang dimiliki pembaca membuat semua informasi yang didapatkan akan dikonsumsi mentah-mentah secara massal. Maka dari itu tugas tradisional jurnalisme saat ini harus bergeser dari sekedar mengumpulkan informasi dalam sajian berita dan fakta, akan tetapi sudah harus mampu menciptakan arah arus informasi sosial (mobilisasi) dan menghadirkan diskursus publik yang produktif (edukasi)," tambahnya.
Sultan B Najamudin juga meminta kepada seluruh insan pers untuk dapat mengambil peran besar dalam menghadapi Pandemi global Corona Virus Desease (COVID-19) yang menimpa kita.
Baca juga: Simulasi Pengamanan Pilkada Serentak 2024 di Pasaman Barat: Polres Pasbar Siaga Antisipasi Gangguan
"Pers harus menjadi lilin dalam kegelapan, maka dengan situasi Pandemi yang terjadi, kita sangat berharap betul peran pers mampu menginspirasi kebangkitan bersama, terkhusus dalam mengedukasi masyarakat dalam menangkal hoaks yang mengakibatkan terjadinya kesesatan informasi di ruang publik tentang Covid-19", ujarnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Revisi UU Minerba: Peluang Besar bagi Perguruan Tinggi dalam Sektor Pertambangan
- Ketua DPRD Sumbar Dukung Gubernur Mahyeldi dan Vasko Ruseimy Wujudkan Kemajuan Daerah
- Bupati dan Wakil Bupati Solok Terpilih Jalani Medical Check-Up Jelang Pelantikan
- Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra, Diminta Maju di Pilpres 2029
- Pada Raker FPKS, Hj. Nevi Zuairina Bertekad Perkuat Advokasi untuk Masyarakat