Gubernur Panen Perdana Padi Organik di Pessel, Petani Malah Curhat Hal Ini

PESSEL, binews.id -- Potensi sawah yang dikelola secara organik di Sumatera Barat (Sumbar) masih terbuka luas. Selain karena kondisi alam Sumbar sangat mendukung sistem pertanian organik, luas baku lahan sawah yang dibudidayakan secara organik masih sangat minim.
Dari total luas bahan baku sawah Sumbar sebesar 194.281,79 Ha, baru seluas 311,187 Ha atau baru sebesar 0,16 persen dari total luas baku lahan sawah yang telah dibudidayakan secara organik.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, saat mengikuti Panen Perdana Padi organik Kelompok Tani Bunga Padi, Nagari Padang XI Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Minggu (15/8/2021).
Disampaikan gubernur, saat ini, pembangunan pertanian tidak saja diarahkan kepada pertanian yang mendapatkan hasil atau produksi yang tinggi, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek lainnya terutama aspek kesehatan dan aspek lingkungan.
Baca juga: Ketua DPRD Sumbar Muhidi Dorong UPTD BPBALP Sungai Nipah Tingkatkan PAD
"Dari aspek kesehatan kita dituntut untuk dapat menyediakan pangan sehat dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini bisa dicapai apa bila bapak/ibu mau dan mampu untuk menerapkan praktek budididaya pertanian yang bijaksana. Kebutuhan beras organik juga semakin tinggi," kata Mahyeldi.
"Pupuk organik akan dibantu, termasuk alat panen (combine harvester) dan benihnya. Upayakan tanam serentak panen serentak juga. Pertanian organik ini banyak keuntungannya, bisa 3 kali panen, berasnya bagus dan sehat," sambung Mahyeldi.
Ketua Kelompok Tani Bungo Padi, Afendi, berharap kedepan agar dibangun saluran irigasi permanen sehingga pertanian organik ini bisa berkembang.
"Alhamdulillah, hasil panen padi organik kita cukup memuaskan. Soal pupuk tidak ada kendala, hanya saja permasalahan irigasi belum ada yang permanen. Jalan usaha tani juga belum memadai, sehingga biaya angkut padi jadi tinggi," kata Afendi.
Baca juga: Kunker ke SAMSAT Pessel, Ketua DPRD Sumbar: Lakukan Pemetaan Kendaraan untuk Optimalisasi PAD
Menanggapi keluhan petani tersebut, Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, yang turut mendampingi gubernur menyatakan pihaknya akan kami mengupayakan pembangunan irigasi tersebut, dimulai dengan pembebasan lahan. "Kalau pembebasan lahan nanti sudah tuntas, kami minta bantu provinsi untuk pembangunan irigasinya," ujar Rusma.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Gubernur Mahyeldi Lepas Ekspor 11 Ton Ikan Kerapu Sumbar Menuju Hongkong
- Tantangan dan Langkah Antisipasi Sektor Investasi Sumbar Tahun 2024
- Rumuskan Kebijakan Penguatan Sentra IKM Perikanan
- Pertama di Indonesia, E Money Edisi Pariwisata Sumbar Diluncurkan di Kawasan Mandeh
- Untuk menjaga kelestarian habitat, nelayan jangan Gunakan Pukat Harimau