Putra Dewangga : Harga Sawit Dunia Picu Kenaikan Harga Minyak Goreng Bermerek

PADANG PANJANG, binews.id -- Kepala Bagian Perekonomian Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si mengatakan, kenaikan minyak goreng bermerek merupakan fenomena global yang dipicu oleh kenaikan harga sawit dunia.
"Kenaikan harga sawit disebabkan penemuan teknologi bahan bakar biodiesel B30 dari bahan baku sawit dan minyak solar. Belakangan pihak Kementerian Perdangangan RI juga telah meminta Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengawasi lalu lintas perdangan minyak goreng ini," ungkapnya.
Menyikapi hal ini, lanjutnya, Pemko sudah menyelenggarakan rapat koordinasi Tim Pengedalian Inflasi Daerah (TPID). Serta melakukan pemantauan perkembangan suplay and demand di pasar setiap hari oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) serta Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan), berkoordinasi dengan distributor yang ada di Padang Panjang.
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap harga 44 komoditi pangan strategis di Pasar Pusat Padang Panjang pada minggu kedua Januari 2022 yang dilakukan Disperdakop UKM dan Dispangtan, terdapat salah satu kenaikan itu adalah minyak goreng bermerek tersebut.
Baca juga: Pengesahan Ranperda RTRW Sumbar Dikebut, DPRD dan Kemendagri Matangkan Pembahasan
Pada 13 Januari yang lalu, Disperdakop UKM juga bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat, menyelenggarakan operasi pasar khusus minyak goreng.
Secara nasional, Putra menyampaikan, upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Perdagangan sudah menetapkan kebijakan pemberlakuan satu harga untuk minyak goreng kemasan Rp 14.000/liter yang dimulai pada Rabu (19/1) lalu.
"Pemerintah memutuskan memberikan subsidi. Upaya ini diberikan untuk minyak goreng kemasan satu liter, dua liter, lima liter, serta 25 liter. Minyak goreng kemasan dengan harga khusus tersebut, akan disediakan sebanyak 250 juta liter/bulan selama jangka waktu 6 bulan," jelasnya.
Selain itu, kata Putra, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disperdakop UKM yang telah melakukan peninjauan lapangan pada Jumat ini. Khusus untuk Kota Padang Panjang, ritel modern yang ada adalah ritel modern skala local, sehingga sebagian besar belum memperoleh suplai minyak goreng bersubsidi tersebut.
Baca juga: Antisipasi Inflasi Ramadan, Pemko Padang Panjang Gelar Operasi Pasar Murah
"Terkait hal ini, TPID Kota Padang Panjang akan terus berkoordinasi dengan OPD terkait dan TPID Provinsi Sumatera Barat untuk mendapatkan solusinya," pungkas Putra. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Harga Bawang Merah dan Terong Turun Tajam di Awal Mei 2025, Pasokan Dianggap Aman
- Wako Hendri Arnis Blusukan ke Pasar
- 30 Pelaku Ekonomi Kreatif Ikuti Workshop Pengembangan Strategi Bisnis
- Inflasi Rendah, Pemda Tetap Diminta Waspadai Kenaikan Harga Bahan Pokok
- Cabai Rawit, Bawang Daun dan Seledri Turun Harga
Bank Nagari Hadirkan Promo Cashback Tahun Ajaran Baru
Ekonomi - 04 Juli 2025
Sektor Keuangan Sumbar Stabil Meski Risiko Meningkat
Ekonomi - 02 Juli 2025