Diduga Diintervensi Lurah Pemilihan RT dan RW Berujung Kemelut

Senin, 10 Februari 2020, 23:01 WIB | Peristiwa | Kota Padang
Diduga Diintervensi Lurah Pemilihan RT dan RW Berujung Kemelut
Diduga Diintervensi Lurah Pemilihan RT dan RW Berujung Kemelut
IKLAN GUBERNUR

Ia menambahkan, dengan berjalannya waktu, setelah dilakukan penjaringan, maka salah satu calon mendapat persentase 40 persen. Sesuai dengan aturan mainnya, otomatis calon tersebut mutlak menjadi Ketua sesuai kesempatan bersama panitia penjaringan.

Setelah disusun rapi, kemudian kepada Lurah diminta agar mengeluarkan SK untuk masa bhakti ketua RW baru. Kemudian lurah ketika itu minta untuk bersabar, karena perlu dipelajari kembali, tentu masayarakat bertanya-tanya, kenapa harus dipelajari kembali padahal SK panitia penjaringan sudah ada, sistem kerja tidak menyalahi.

"Dan Alakhirnya diberi waktu lurah untuk mempelajari selama 3 hari. Setelah ditemui kembali, Lurah tiba-tiba mengatakan, ada beberapa warga keberatan dengan pemilihan RW tersebut. Kemudian setelah berapa jumlah warga yang menyatakan keberatan, Lurah saat itu tidak mau menyebutkan," ujarnya.

Mendengar hal itu, sambung Afrizal, panitia kemudian kembali meninjau ulang dan ternyata hanya segelintir dari warga keberatan dengan terpilihnya RW baru secara demokratis. Diketahui, warga yang keberatan hanya empat pasang suami istri, adalah dari panitia penjaringan pembetukan RT yang dibentuk sendiri oleh Lurah sebelumnya.

"Atas kejadian itu, panitia yang dibentuk warga, melaporkan kepada camat dan camatpun akhirnya menyurati lurah supaya permasalah tersebut secapatnya diselesaikan. Akhirnya Lurah menyurati panitia untuk dilakukan perembukan kembali di kantor lurah," sambung Afrizal

Ditambahkannya, dalam rapat itu, diundang hanya panitia penjaringan RW yang telah di SK kan Lurah dan ketua RW lama. Untuk menunjukkan itikad baik, kami menghadiri undangan dengan melampirkan surat sanggahan kepada lurah, tetapi dalam rapat juga hadir beberapa orang panitia yang dibentuk Lurah sebelumnya yang menyatakan keberatan dengan penjaringan ketua RW.

"Dalam undangan hanya panitia Penjaringan RW serta ketua RW lama, nyatanya juga hadir panitia pembentukan RT. Untuk menghindari gejolak, kami memutuskan untuk tidak mengikuti rapat tersebut," tegasnya lagi.

Lebih lanjut ia mengakui, bahwa awal mula terjadinya gejolak ini berasal dari lurah sendiri. Dimana panitia penjaringan RW yang telah dia SK kan dan panitia pun sudah menjalankan tugas sesuai dengan aturan mainnya, hanya mendengar omongan dari lima orang, proses lanjut penjaringan RW dihentikan.

"Terkait permasalahan ini, kami akan menyurati instansi-instansi terkait untuk turun mendengar keluhan-keluhan ini, agar permasalahan ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut," tandasnya.

Kemudian seorang warga juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kebijakan lurah yang tidak transparan dalam pemilihan RT, sehingga berimbas kepada pemilihan RW. Seharusnya Lurah menjadi panutan bagi warganya, ternyata hanya memberi gesekan-gesekan ditengah masayarakat.

"Kami (warga), diibaratkan anak ayam yang kehilangan induknya. Bagaimana masyarakat baik, sementara pemimpinnya sendiri tidak baik. Untung saja warga tidak terlalu dilibatkan, kalau tidak pasti sudah terjadi keributan," ujar Teti alias One (60), hal itu juga dibenarkan warga lain Unin (61).

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: