Buka Raker ISNU, Suhatri Bur: Sebagai Intelektual, ISNU Harus Aktif Wujudkan Padang Pariaman Berjaya

Dikatakannya, Padang Pariaman yang banyak memiliki pondok pesantren, melahirkan tuanku yang telah mempelajari kitab-kitab kuning minimal 7 tahun, sehingga menguasai berbagai ilmu dalam memahami agama Islam.
"Sehingga Padang Pariaman masih belum separah daerah lain, yang sudah dimasuki pemahaman agama yang suka menyalah-nyalahkan tradisi sebagaimana sudah dijalankan selama ini" kata Rasman.
Hal senada, juga diungkapkan Armaidi Tanjung. Eksistensi ISNU Padang Pariaman dengan adanya Raker dan melibatkan berbagai pihak, merupakan langkah maju dalam membentengi umat dari kelompok yang selalu menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah, shalawatan dan mauludan.
Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Tersangka Mutilasi di Padang Pariaman, Diduga Juga Bunuh Dua Perempuan Lain
"Hal ini, terungkap dalam pertanyaan salah satu peserta dari majelis taklim. Dia mengatakan menerima pernyataan dari pihak tertentu, yang menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah dan shalawatan yang dilakukan oleh majelis taklim tersebut. Padahal apa yang dilakukan majelis taklim tersebut sudah tepat, sesuai dengan amaliah NU. Bahkan punya dalil dan dasar yang kuat" kata Armaidi Tanjung menutup pembicaraan. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Panen Agustus, PT Semen Padang Tinjau Lokasi Tanaman Kaliandra di HKm Sialangan
- Evi Yandri: Petani Ujung Tombak Ketahanan Pangan, Panen Raya Jagung Bukti Kekuatan Daerah
- Terima Bantuan Bedah Rumah dari Gubernur Sumbar, Nurmaini Janda Miskin di Lubuk Alung Terharu
- Gubernur Mahyeldi Ingatkan Orangtua Agar Tidak Meninggalkan Generasi Yang Lemah
- Kapolda Sumbar Cek Kesiapan Jalan Tol di Wilayah Padang Pariaman