Gandeng Kadin dan Pemprov, Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Dorong Ekonomi Sehat dan Berkelanjutan dengan Skema Resi Gudang

PADANG, binews.id - Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Salah satunya dengan memastikan pembiayaan yang dibutuhkan petani berjalan lancar.
Skema resi gudang merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk pembiayaan. Dalam skema ini, misalnya petani membutuhkan uang, petani dapat menyimpan hasil panennya, seperti gabah di gudang dan mendapatkan resi sebagai bukti penyimpanan. Resi ini kemudian bisa digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan dari bank.
"Petani yang mengikuti skema resi gudang bisa lebih mandiri secara finansial. Mereka memiliki akses langsung ke pembiayaan dari bank dan tidak lagi bergantung pada tengkulak," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Endang Kurnia Saputra, dalamHigh Level MeetingFocus Group Discussion (FGD) Implementasi Ekosistem Resi Gudang di Sumbar, Rabu (29/5/24).
Selain memberikan akses pembiayaan, skema resi gudang juga membantu menstabilkan harga komoditas. Petani dapat memilih untuk menyimpan komoditas seperti kopi atau kayu manis di gudang, menunggu hingga harga pasar lebih menguntungkan sebelum menjualnya. "Fungsi resi gudang ini sangat membantu petani dalam menstabilkan harga dan meraih keuntungan yang lebih baik," tambah Endang.
Endang mengatakan, untuk mengimplementasikan skema resi gudang ini di Sumbar, diperlukan pilot project yang tidak terlalu jauh dari Kota Padang. Hal ini penting untuk memudahkan akses bagi petani yang berasal dari daerah sekitar Padang. Misalnya, petani dari daerah luar Padang dapat dengan mudah mengangkut hasil panennya ke gudang yang dekat.
Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator dan akan terus mengawal implementasi skema resi Gudang ini. Bank Indonesia bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan Bulog. "Semester depan, kami akan memulai pilot project bersama Bulog, menjadikan gudang Bulog sebagai gudang resi," ujar perwakilan Bank Indonesia.
Dengan langkah ini, diharapkan skema resi gudang dapat memberikan manfaat maksimal bagi petani, membantu menstabilkan harga komoditas, dan memastikan akses pembiayaan yang lebih baik.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Sumbar memiliki lima gudang, namun belum termanfaatkan dengan baik. High Level Meeting Focus Group Discussion (FGD) hari ini untuk membahas implementasi ekosistem resi gudang di Sumatera Barat. Diskusi ini bertujuan mencari solusi atas permasalahan di sektor pertanian dan peternakan yang selama ini mengalami fluktuasi harga yang tidak menguntungkan bagi petani dan peternak.
Baca juga: KPID Sumbar Gandeng FIB Unand Dalam FGD Public Hearing Ranperda Penyiaran Sumatera Barat
Mahyeldi menyatakan bahwa seringkali harga komoditas pertanian dan peternakan tinggi karena intervensi, sementara saat harga rendah, kurang mendapat perhatian. "Dengan resi gudang, kami berharap petani dan peternak bisa lebih optimis dalam berusaha, karena mereka akan memiliki alat yang membantu menjaga stabilitas harga," ujarnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Baksos Polri Presisi, Pemko Padang Apresiasi Pembagian Sembako oleh Polresta
- Susul Gubernur Mahyeldi ke Magelang, Wagub Vasko Antusias Ikuti Retreat
- Pemprov Sumbar Siapkan Bus bagi Bupati/Wali Kota Beserta Wakil Menuju Bandara Yogya Usai Retret di Magelang
- Musrenbang RKPD, Wawako Maigus Nasir: Penting Sinergi dan Kolaborasi untuk Kemajuan
- Pj Sekda Yozarwardi Buka Forum Setda se-Sumbar, Bahas Strategi Penyelenggaraan Pemerintahan