Wakil Ketua DPRD Sumbar Prihatin Terhadap Kekerasan Anak, Serukan Aksi Pencegahan Berbasis Masyarakat

Padang, binews.id -- Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Suwirpen Suib, menyatakan keprihatinannya terhadap beberapa kasus kekerasan yang menimpa anak-anak di Sumbar. Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah penganiayaan terhadap seorang anak berusia 13 bulan oleh ayah tirinya yang berujung pada kematian di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Keprihatinan tersebut disampaikan Suwirpen saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Masyarakat Angkatan VII di sebuah hotel di Kota Padang, Selasa (16/7). Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
"Kasus kekerasan terhadap anak 13 bulan yang meninggal dunia dianiaya oleh bapak tirinya, tengah menjadi sorotan masyarakat Sumbar. Kedepan kasus serupa jangan sampai terulang, seluruh pihak harus mengawasi untuk mencegah kekerasan terhadap anak," katanya.
Suwirpen, yang juga merupakan politisi dari Partai Demokrat, mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan setiap kasus kekerasan terhadap anak kepada pihak berwenang, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). "Jika tidak ada yang melaporkan, siapa yang akan mengetahui? Apakah harus menunggu korban kekerasan meninggal dunia dahulu?" ujarnya.
Ia menyoroti bahwa banyak kasus kekerasan terhadap anak di Sumbar tidak terungkap karena sering terjadi dalam lingkungan keluarga, yang membuat masyarakat enggan melaporkan. "Padahal, kekerasan terhadap anak harus dilaporkan untuk menyelamatkan perkembangan mereka," tambahnya.
Selain kekerasan fisik, Suwirpen juga menyoroti fenomena eksploitasi anak di persimpangan jalan dan lampu merah. Banyak anak-anak dipaksa bekerja meminta sedekah hingga berjam-jam, di bawah terik matahari dan hujan, yang mengakibatkan beberapa dari mereka jatuh sakit bahkan meninggal dunia.
"Banyak anak-anak dibawa untuk meminta sedekah di persimpangan jalan hingga lampu merah, mereka berhujan dan berpanas setiap hari. Bahkan ada yang sampai sakit dan meninggal dunia," katanya.
Suwirpen menegaskan bahwa perlindungan anak dari kekerasan merupakan tanggung jawab bersama. Semua unsur masyarakat harus terlibat aktif dalam melindungi anak-anak agar angka kekerasan tidak terus meningkat setiap tahun. "Kita semua harus berperan dalam melindungi anak-anak kita, karena mereka adalah masa depan bangsa," tutupnya.
Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan masyarakat semakin sadar dan peka terhadap pentingnya mencegah kekerasan terhadap anak, serta berperan aktif dalam melaporkan setiap kejadian kekerasan agar dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. (bi/rel)
Baca juga: Kepulangan Wagub Sumbar Vasko Ruseimy Disambut Antusias, Siap Gerak Cepat Bangun Daerah
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- DPRD Padang Dukung Wacana Surat Keterangan Bebas HIV/AIDS untuk Calon Pengantin
- DPRD Sumbar Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Jawaban Gubernur atas Ranperda SPBE
- Wigiyono Gelar Pengajian, Santunan Anak Yatim, dan Sunatan Massal Sambut Bulan Suci Ramadan
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Tampung Aspirasi Masyarakat Kecamatan Padang Timur
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Serap Aspirasi Masyarakat di Hari Terakhir Reses Perseorangan