Momentum Idul Fitri 1446 H: Hj. Nevi Zuairina Serukan Kebangkitan Sosial dan Ekonomi dari Ranah Minang
PADANG, binews.id — Perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah tidak hanya menjadi puncak kebahagiaan spiritual umat Islam setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, namun juga menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan solidaritas sosial. Hal ini ditegaskan oleh anggota DPR RI Komisi XII, Hj. Nevi Zuairina, yang mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Barat II, dalam pesan khususnya menyambut Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Menurut Nevi, Idul Fitri bukan sekadar hari besar keagamaan, tetapi juga momentum batiniah bagi bangsa, khususnya masyarakat Minangkabau, untuk kembali pada fitrah kemanusiaan—menjernihkan hati, mempererat tali silaturahmi, serta memperkuat rasa empati dan kepedulian sosial di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Dalam kearifan lokal masyarakat Minangkabau, Nevi mengangkat filosofi "sakik samangko labuah nan tatingga, satingga harato rang basamo" yang mencerminkan semangat berbagi, keadilan, dan kebersamaan. Tradisi "pulang basamo", misalnya, tidak hanya merupakan ritual tahunan mudik, tetapi juga bentuk nyata dari perjalanan spiritual menuju akar budaya dan keluarga.
"Ini adalah bentuk manifestasi gotong royong yang telah menjadi napas dalam kehidupan masyarakat kita. Saat Idul Fitri, semua berkumpul, saling memaafkan, dan memperkuat kembali tali persaudaraan yang mungkin sempat renggang oleh kesibukan dan perbedaan," ujar politisi dari Fraksi PKS ini.
Baca juga: Pemprov dan Kejati Sumbar Teken MoU Program Kerja Sosial bagi Pelaku Tindak Pidana
Namun, Nevi juga menyoroti bahwa Idul Fitri tahun ini datang di tengah suasana ekonomi yang tidak ringan. Ia menjelaskan bahwa berbagai tekanan global, mulai dari fluktuasi harga pangan, pelemahan nilai tukar rupiah, hingga kebijakan pengetatan fiskal pemerintah pusat, turut berdampak signifikan terhadap masyarakat di daerah, termasuk Sumatera Barat.
"Banyak pelaku UMKM, petani kecil, hingga pedagang pasar rakyat mulai merasakan beratnya beban akibat turunnya daya beli masyarakat. Sementara pemerintah dihadapkan pada keharusan melakukan efisiensi anggaran di berbagai sektor," paparnya.
Sebagai anggota Komisi XII yang membidangi keuangan, perbankan, dan ekonomi nasional, Nevi menilai bahwa masa transisi pemerintahan tahun ini adalah ujian berat yang menuntut kebijakan berpihak kepada rakyat kecil. Ia menekankan bahwa stabilitas ekonomi seharusnya tidak hanya diukur dari indikator makro, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat lapisan bawah merasakan keadilan distribusi.
Nevi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali menghidupkan nilai-nilai sosial yang diajarkan Idul Fitri dan diwariskan dalam budaya Minang. Ia mengutip falsafah lokal, "duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang," yang menekankan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.
Baca juga: Wagub Vasko Ungkap Krisis Air Bersih Saat Dampingi Titiek Soeharto ke Padang
"Saat ada tetangga kekurangan beras, warga lain urunan. Ketika anak nagari kehilangan pekerjaan, masyarakat bergerak mencari solusi bersama. Gotong royong seperti ini harus tetap hidup, tidak hanya dalam tradisi, tapi juga dalam kebijakan dan program nyata," kata Nevi.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Andre Rosiade: DPP Gerindra Salurkan Bantuan Rp500 Juta untuk Warga Terdampak
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Gelar Reses, Tekankan Pentingnya Dialog dengan Masyarakat
- Ketua DPRD Bersama Wawako Padang Jemput Bola ke Wamensos RI Demi Wujudkan Sekolah Rakyat Padang 2026
- APBD Kota Padang 2026 Disahkan, Fadly Amran Tegaskan Komitmen Jalankan Program Prioritas
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Terima Kunjungan Kajati, Bahas Penguatan Sinergi








