Pemko Padang Fasilitasi Trauma Healing bagi Jemaat GKSI Pasca-Insiden Padang Sarai

Selasa, 29 Juli 2025, 11:41 WIB | Peristiwa | Kota Padang
Pemko Padang Fasilitasi Trauma Healing bagi Jemaat GKSI Pasca-Insiden Padang Sarai
Pemerintah Kota Padang memastikan akan memberikan pendampingan psikologis dan program trauma healing bagi jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) pasca-insiden pembubaran aktivitas ibadah dan pendidikan agama di sebuah rumah doa di Kelurahan Padang.

PADANG, binews.id Pemerintah Kota Padang memastikan akan memberikan pendampingan psikologis dan program trauma healing bagi jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) pasca-insiden pembubaran aktivitas ibadah dan pendidikan agama di sebuah rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Minggu (27/7).

Insiden tersebut menyebabkan dua orang mengalami luka dan telah mendapatkan perawatan medis di RSUP M. Djamil Padang. Keduanya telah dipulangkan pada malam hari sekitar pukul 23.45 WIB.

Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan pendataan terhadap jemaat yang berada di lokasi saat kejadian.

"Pada saat insiden, terdapat sekitar 30 orang di rumah doa tersebut, mayoritas adalah ibu-ibu dan anak-anak. Data ini penting untuk pelaksanaan trauma healing yang akan difasilitasi oleh Dinas Sosial serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Fizlan, Senin (28/7).

Sementara itu, Wali Kota Padang, Fadly Amran, menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan kerukunan di tengah masyarakat.

"Ke depan, kita akan memperkuat koordinasi antar kelompok masyarakat lintas etnis di setiap wilayah. Hal ini menjadi bagian dari evaluasi sosial kita bersama," ujar Fadly.

Ia juga menegaskan bahwa Pemko Padang berkomitmen menjaga keberagaman dan keharmonisan sosial antarwarga.

"Kami akan melakukan introspeksi dan menyusun strategi agar kejadian serupa tidak terulang. Keharmonisan masyarakat adalah prioritas utama kami," tambahnya.

Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, turut menyoroti pentingnya penegakan hukum, namun dengan tetap memperhatikan pemulihan kondisi psikologis warga yang terdampak.

"Setiap musyawarah di tingkat kelurahan harus melibatkan RT dan RW. Jika ada hal yang dianggap janggal, harus segera diselesaikan. Sensitivitas sosial masyarakat perlu terus dibina dan dikuatkan," katanya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang, Salmadanis, menjelaskan bahwa insiden tersebut tidak terkait isu agama maupun suku.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: