Sehari, 8 Bencana Signifikan: BNPB Ungkap Data Terkini

JAKARTA, binews.id -- Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hasil pemantauan kejadian bencana selama periode 29 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga 30 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB. Dalam kurun waktu tersebut, tercatat sebanyak delapan kejadian dikategorikan menonjol atau berdampak signifikan, baik kejadian baru maupun hasil dari perkembangan data di lapangan.
Untuk kejadian baru, dilaporkan dua peristiwa banjir di wilayah Provinsi Banten, yang dipicu oleh intensitas curah hujan tinggi pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2025. Adapun wilayah terdampak banjir yang pertama adalah Kota Tangerang Selatan. Banjir tersebut berdampak pada 985 KK dengan jumlah rumah terendam ada sebanyak 985 unit. Saat ini, kondisi air sudah surut dan penanganan darurat tidak lagi berlangsung. Kedua, banjir di Kota Tangerang yang mengakibatkan 162 jiwa harus mengungsi dan 150 unit rumah terdampak. Penanganan masih terus dilakukan oleh pihak terkait.
Sementara itu, terdapat enam kejadian yang merupakan pengkinian data dari bencana sebelumnya. Karhutla di Provinsi Kalimantan Barat masih berlangsung dengan catatan luas lahan terbakar mencapai 11.258,61 hektare sejak Januari hingga Agustus 2025. Status Tanggap Darurat telah diberlakukan sejak 30 Juli hingga 30 Agustus 2025 dengan pendampingan BNPB melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat. Data terakhir menunjukkan terpantau 4.409 titik panas (hotspot) dengan dominasi tingkat kepercayaan rendah.
Di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, gempa bumi dengan magnitudo 6,3 pada tanggal 12 Agustus 2025 telah mengakibatkan dampak pada sekitar 106 KK, dengan 8 rumah rusak berat dan 98 rumah rusak ringan. Status Tanggap Darurat telah ditetapkan dari 19 Agustus hingga 19 Desember 2025, dan penanganan masih terus dilakukan.
Baca juga: BNPB: Longsor, Banjir, dan Kekeringan Warnai Sehari Bencana di Indonesia
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga masih menimbulkan dampak signifikan. Akumulasi data sejak November 2024 hingga Agustus 2025 tercatat sebanyak 10 jiwa dilaporkan meninggal dunia, sementara 821 KK atau 3.175 jiwa terdampak. Status Tanggap Darurat berlaku sejak 14 Agustus hingga 14 September 2025. Hingga saat ini, aktivitas vulkanik gunung Lewotobi Laki-Laki masih cukup tinggi. Beberapa kali bahkan terjadi erupsi eksplosif maupun efusif yang ditandai dengan munculnya asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, setinggi 50 hingga 200 meter dari puncak serta lontaran lava pijar dari kawah utama.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga dilaporkan di beberapa provinsi lain. Di Kalimantan Tengah, luas lahan terbakar mencapai sekitar 943,14 hektare dengan status Siaga Darurat berlaku dari 29 Juli hingga 20 Oktober 2025. Di Provinsi Riau, total luas lahan terbakar sejak awal tahun hingga 29 Agustus 2025 mencapai 1.822,51 hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 118,65 hektare berhasil dipadamkan oleh tim gabungan. Status saat ini berada pada Transisi Darurat sejak 19 Agustus hingga 30 November 2025.
Adapun karhutla di Provinsi Jambi mencatat luas lahan terbakar telah mencapai 448,73 hektare sepanjang periode 1 Januari hingga 29 Agustus 2025. Status Siaga Darurat telah ditetapkan sejak 2 Juni hingga 31 Oktober 2025. Perkembangan terkini menunjukkan tidak terpantau hotspot aktif pada 28 Agustus 2025 pukul 16.00 WIB.
Hujan Jabodetabek di Akhir Bulan Agustus 2025
Sebagaimana diketahui bahwa secara umum, periode Juni hingga Agustus merupakan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Namun, kondisi iklim tropis di Indonesia membuat hujan tetap mungkin terjadi meskipun berada di periode kemarau.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- BNPB: Hujan dan Angin Kencang Terjang Tiga Kecamatan di Bogor, 95 Jiwa Terdampak
- BNPB: Karhutla dan Banjir Landa Sejumlah Daerah, Warga Diminta Waspada
- BNPB Catat 7 Bencana di Pekan Ketiga Agustus, Didominasi Hidrometeorologi Basah
- BNPB Catat Kekeringan dan Angin Kencang Landa Sejumlah Wilayah di Tengah Anomali Cuaca
- Gempa Bumi M 6,0 Guncang Kabupaten Poso, Sejumlah Warga Luka-Luka