Buka FINEST 2025, Gubernur Mahyeldi: Kematian Akibat Gangguan Neurologis Meningkat 18 Persen Sejak 1990

Data spesifik gangguan neurologis di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, observasi pada klinik/ rumah sakit dan survei penelitian menunjukkan bahwa gangguan neurologi menempati peringkat pertama daftar penyakit rawat jalan di rumah sakit Indonesia.
"Kalau di Indonesia, gangguan neurologis utama kita kenal dengan Stroke," ujarnya.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa prevalensi Stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk, sedangkan Sumatera Barat lebih tinggi yaitu 8,8 per 1.000 penduduk.
Selain itu, beban pembiayaan kesehatan akibat stroke pada tahun 2023 mencapai angka 5,2 triliun rupiah. Begitupun dengan vertigo, sebagai penyakit neurologi yang umum terjadi.
Menurut Mahyeldi gangguan neurologis dapat dicegah sejak dini dengan cara mengendalikan faktor risiko, menerapkan gaya hidup sehat, makan bergizi seimbang, berolahraga teratur, mengelola stres, menghindari rokok dan alkohol serta memastikan keamanan diri untuk mencegah terjadinya cedera.
Sejak pertengahan tahun 2023, Rencana Strategis Kementrian Kesehatan telah dicantumkan penyakit Stroke sebagai salah satu penyakit tidak menular prioritas yang dapat dikendalikan melalui deteksi dini.
Hingga saat ini, kebijakan, program dan kegiatan pemerintah telah berkembang dalam fokus utama deteksi dini penyakit melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Angka Stunting Kota Padang Terus Turun
- Ketua TP-PKK Padang dr Dian Puspita Hadiri Peringatan World Heart Day Tingkat Sumbar
- PT Semen Padang Salurkan Susu Khusus untuk Ibu Hamil KEK, Wujud Komitmen Lawan Stunting
- Dukung World Cleanup Day 2025, PT Semen Padang Gelar Selasa Bergoro di MTs Lubuk Kilangan
- PT Semen Padang Salurkan Bantuan Bedah Rumah untuk Keluarga Berisiko Stunting di Padang