Tim DPK Padang Panjang Telusuri Jejak Intelektual Islam di Surau Bersejarah Lubuak Bauak

Jumat, 31 Oktober 2025, 15:06 WIB | Pendidikan | Kota Padang Panjang
Tim DPK Padang Panjang Telusuri Jejak Intelektual Islam di Surau Bersejarah Lubuak Bauak
Tim Penelusuran Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Padang Panjang melakukan penelusuran ke Surau Lubuak Bauak, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (30/10). IST

PADANG PANJANG, binews.id -- Tim Penelusuran Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Padang Panjang melakukan penelusuran ke Surau Lubuak Bauak, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (30/10).

Plt. Kepala Bidang Perpustakaan DPK, Patmawati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menelusuri warisan intelektual Islam Minangkabau yang tersimpan dalam manuskrip-manuskrip tua peninggalan ulama masa lampau.

Menurutnya, Surau Lubuak Bauak dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam tradisional terkemuka pada abad ke-18 hingga ke-19. Di tempat ini, para ulama bersama murid-muridnya menyalin, mempelajari, serta mengajarkan berbagai ilmu keislaman, mulai dari fikih, tauhid, hingga tasawuf.

"Pada penelusuran kali ini, kami menemukan sejumlah buku fikih bertulisan Arab Melayu yang diperkirakan berusia sekitar 246 tahun," jelas Patmawati.

Namun, ia menambahkan bahwa koleksi tersebut belum dapat dikategorikan sebagai naskah kuno karena sudah berbentuk cetakan, bukan hasil tulisan tangan asli sebagaimana syarat sebuah manuskrip.

Selain mendokumentasikan naskah, tim juga melakukan wawancara dengan penjaga surau, Armi Lestari, untuk menggali informasi lebih dalam mengenai asal-usul koleksi yang tersimpan di surau tersebut.

Dari keterangan yang diperoleh, Surau Lubuak Bauak dibangun pada tahun 1896 dan rampung sekitar tahun 1901. Tempat ini pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan bagi masyarakat setempat.

Menariknya, surau ini juga memiliki nilai historis yang tinggi karena pernah menjadi tempat belajar salah satu ulama besar Nusantara, Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), pada tahun 1925 hingga 1928.

Bahkan, lokasi ini disebut-sebut menjadi salah satu inspirasi lahirnya novel legendaris karya Buya Hamka, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.

Patmawati berharap hasil penelusuran ini dapat memperkuat kesadaran generasi muda terhadap nilai sejarah dan peran surau sebagai pusat pendidikan serta peradaban Islam di masa silam. (bi/Put)

Penulis: BiNews
Editor: Imel

Bagikan: