Kisah Balita HNR Melawan Spina Bifida, UPZ BAZNAS Semen Padang Menanti Langkah Pertamanya
PADANG, binews.id — Di sebuah rumah kontrakan sederhana di Jalan Kalumpang Nomor 16, RT 001 RW 007, Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, tawa kecil seorang balita perempuan berusia satu tahun empat bulan kembali mulai mengisi ruangan. Lahir pada 24 Juli 2024, balita berinisial HNR itu adalah buah hati pertama pasangan muda Erwina Aprilia Fitri (23) dan Yudha Pratama (26). Di balik senyum mungilnya, ia telah melewati perjalanan panjang yang tak semua anak seusianya harus lalui.
Sejak lahir, HNR didiagnosis mengalami spina bifida, cacat bawaan lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi tidak berkembang dengan sempurna sehingga menyebabkan celah pada tulang belakang. Kondisi itu menimbulkan berbagai masalah, termasuk gangguan mobilitas yang membuatnya membutuhkan alat bantu dan penyangga agar kelak dapat berjalan seperti balita seusianya.
Spina bifida memengaruhi saraf hingga menyebabkan kelemahan pada kedua kakinya. HNR telah menjalani dua kali operasi: pertama saat baru berusia dua minggu, dan kedua ketika usianya menginjak tujuh bulan. Namun perjuangan itu masih belum selesai. Di depan, masih ada operasi lanjutan untuk memperbaiki saraf kaki yang melemah.
Di tengah perjuangan itu, UPZ BAZNAS Semen Padang hadir membawa bantuan yang amat berarti: satu set Dennis Brown splint, sepasang sepatu khusus yang dihubungkan oleh sebuah batang untuk mengoreksi kaki HNR yang melemah ketika memasuki usia belajar berjalan. Bagi banyak orang, alat ini mungkin hanya sepasang sepatu khusus. Namun bagi Erwina dan Yudha, ayah dan ibu HNR, ia adalah harapan yang bisa mereka genggam.
"Sebagai orang tua, kami sangat bersyukur dan terharu atas bantuan Dennis Brown splint ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang dan UPZ BAZNAS Semen Padang. Semoga PT Semen Padang semakin jaya," ujar Erwina dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di rumahnya, Senin (17/11/2025).
Ia masih mengingat jelas momen ketika dokter pertama kali mengatakan bahwa spina bifida yang dialami buah hatinya akan memengaruhi perkembangan kaki HNR. "Kami khawatir tentang bagaimana ia akan tumbuh, apakah ia bisa berjalan normal, dan bagaimana masa depannya nanti," ungkapnya pelan.
Namun kini, setelah HNR mulai menggunakan Dennis Brown splint, perlahan muncul perubahan yang membuat mereka kembali optimistis. "Kami ingin melihat perubahan sedikit demi sedikit, dan itu membuat kami semakin semangat. Bantuan ini bukan hanya alat, tetapi harapan. Setiap hari kami mengikuti anjuran tenaga kesehatan dan memastikan HNR tetap nyaman. Semoga anak kami bisa berjalan seperti anak-anak lainnya," tambahnya.
Setiap malam sebelum tidur, Erwina selalu membimbing jemari mungil HNR menyentuh sepatu khusus itu sambil berbisik lembut, seolah menenangkan anaknya. "Bentar lagi bisa jalan, ya, Nak." Bagi keluarga kecil ini, perjalanan masih panjang. Operasi masih menanti, terapi harus dijalani, tetapi harapan kini tak lagi samar.
Baca juga: Berkat UPZ BAZNAS Semen Padang, Novrida Tempati Rumah Layak Huni
Yudha Pratama, sang ayah, bekerja di sebuah pabrik roti rumahan. Sementara Erwina mengurus rumah tangga penuh waktu sambil merawat HNR yang kondisinya membutuhkan perhatian ekstra. Penghasilan keluarga tidak selalu cukup untuk menutup kebutuhan pengobatan dan terapi, apalagi membeli alat koreksi kaki yang harganya tidak murah.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Ketua DPRD Padang Usulkan Wajib Surat Bebas HIV untuk Calon Pengantin Demi Cegah Penularan AIDS
- Buka Senam Sehat World Diabetes Day Mahyeldi Ajak Warga Ubah Pola Hidup
- RSUD dr. Rasidin Padang Hadirkan Sejumlah Inovasi Pelayanan untuk Tingkatkan Kenyamanan Pasien dan PAD
- Wakil Ketua DPRD Padang Minta Pemko Berbenah Usai Ombudsman Temukan Maladministrasi di RSUD dr. Rasidin
- Kasus HIV/AIDS di Kota Padang Tembus 2.026, DPRD Dorong Kolaborasi Lintas Sektor







