Maknai Perjuangan Kartini, Nevi Zuairina : Perempuan Mempunyai Peran Penting di Era Pandemi Covid-19
PADANG, binews.id -- Anggota DPR RI dari PKS, Nevi Zuairina, memandang, perempuan mempunyai peran penting di era pandemi Covid-19 ini di tengah keluarga dan masyarakat. Hal ini terbukti dari Alquran yang menyebut perempuan dengan Annisa' atau Ummahat. Maknanya sama dengan ibu, atau 'Ikutan Bagi Umat' dan tiang suatu negeri.
"Masyarakat yang baik lahir dari Ibu yang baik. Ibu (an-Nisa') adalah tiang negeri. (al Hadist). Jika kaum perempuan dalam suatu negeri berbudi pekerti baik (shalihah), niscaya akan sejahtera negeri itu," tutur Nevi.
Politisi PKS ini melihat relevansinya dengan makna Hari Kartini di era pandemi ini, adalah bagaimana setiap insan perempuan Indonesia, harus dapat menyelami sejarah kehidupan Ibu Kartini yang bisa menjadi tauladan bagi kaum perempuan Indonesia.
Ia menambahkan, salah satu karakter Kartini adalah ketekunannya dalam melakukan perubahan. Para perempuan dengan konsep sisterhood, saling bekerja sama, juga dapat melakukan banyak hal yang positif untuk mengatasi pandemi ini.
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina, Kunjungan Kerja ke Mitra BUMN Pelayaran di Surabaya
Modalitas sisterhood, katanya, bekerja dengan hati serta profesional, sebagaimana dicontohkan oleh komunitas atau organisasi perempuan yang ada di Nusantara ini akan membantu menghadang Covid-19 ini secara signifikan.
Hal ini sejalan dengan teori perbedaan yang menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang saling melengkapi, perempuan itu bekerja dengan hati, mempunyai jiwa keibuan yang selalu ingin melindungi anaknya, memberikan kehangatan pada anak-anaknya, dekat dengan alam, kelekatan dalam sisterhood, dan karakter positif lainnya yang berbeda dengan laki-laki.
Legislator asal Sumbar menyebutkan, dalam pandangan syarak (Syariat Agama Islam, red) disebutkan 'ad-dunya mata'un, wa khairu mata'iha al mar'ah as-shalihah'. Artinya perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (perempuan yang istiqamah pada peran dan konsekuen dengan citra-nya).
"Risalah Agama mengutamakan pendidikan akhlaq. Sebuah bangsa akan tegak dengan kokoh karena etika moral dan akhlaknya. Etika dan moral itu dibentuk oleh budaya dan ajaran agama. Moral anak bangsa yang rusak, membuat bangsa terkoyak," tegasnya.
Aktivis perempuan PKS ini mengatakan bahwa rumah tangga sebagai extended family (inti keluarga besar) dalam budaya Minangkabau menjaga dan mencetak generasi bermoral, dengan filosofi yang jelas, Adat bersendi syarak -- syarak bersendi Kitabullah.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Andre Rosiade: DPP Gerindra Salurkan Bantuan Rp500 Juta untuk Warga Terdampak
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Gelar Reses, Tekankan Pentingnya Dialog dengan Masyarakat
- Ketua DPRD Bersama Wawako Padang Jemput Bola ke Wamensos RI Demi Wujudkan Sekolah Rakyat Padang 2026
- APBD Kota Padang 2026 Disahkan, Fadly Amran Tegaskan Komitmen Jalankan Program Prioritas
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Terima Kunjungan Kajati, Bahas Penguatan Sinergi








