Indonesia Calonkan Diri Jadi Anggota POC
JAKARTA, binews.id -- Pemerintah Indonesia menyiapkan solusi lintas sektoral untuk mendorong pertumbuhan layanan pos nasional dan global. Dalam Kongres ke-27 Indonesia meminta dukungan pencalonan Indonesia sebagai anggota Postal Operations Council (POC).
Plt. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, menyatakan, sejak awal pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk menggerakkan layanan pos.
"Salah satu solusi lintas sektoral yang penting, juga sebagai penggerak rantai pasokan pos global, adalah transformasi digital dan adopsi teknologi digital. Saya pikir kita setuju bahwa transformasi digital telah mempercepat rantai pasokan pos global, dan meningkatkan kepuasan, pengalaman, dan kepercayaan pelanggan pada layanan pos global," ujarnya dalam Sesi Ketiga Diskusi Universal Postal Congress 2021, dari Jakarta, Selasa (10/08/2021).
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, Dirjen Ismail menilai seluruh negara membutuhkan solusi baru untuk segera memulihkan semua sektor yang berdampak, antara lain untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, urusan sosial-ekonomi masyarakat, dan layanan pos global.
Baca juga: Dikelola Dinas Kominfo, SP4N LAPOR Kota Padang Terbaik di Sumbar
"Sejak awal pandemi ini, pembatasan pergerakan selanjutnya, dan penangguhan opsi transportasi dan pembatalan penerbangan telah menyebabkan lonjakan gangguan yang tinggi pada rantai pasokan pos global," ujarnya.
Plt. Dirjen PPIKementerian Kominfomerinci beberapa potensi gangguan yang terjadi antara lain penangguhan koridor layanan pos lintas batas, perpanjangan waktu penanganan dan pengiriman, peningkatan tidak terkirim atau pengembalian surat kepada pengirim, dan penutupan sebagian kantor atau fasilitas pos karena penyebaran infeksi Covid-19.
"Semua faktor ini tidak dapat disangkal memberikan tekanan tinggi pada rantai pasokan pos global dan jaringan pos, serta menyebabkan penurunan volume kiriman pos dan kualitas layanan pos," ujarnya.
Bahkan, menurut Dirjen Ismail, dengan kondisi pandemi yang masih terus berlangsung, pelanggan dibatasi aktivitasnya sehingga menyebabkan banyaknya transaksi berbasis digital.
Baca juga: 63 Wartawan Kabupaten Solok Studi Banding ke Kominfo dan Dewan Pers Jakarta
"Peningkatan kualitas konektivitas internet, dan adopsi teknologi digital di tingkat mikro telah mempercepat pertumbuhan perbankan digital dan inklusi keuangan digital, layanan teknologi keuangan (fintech), dan uang/dompet elektronik untuk menggantikan metode pembayaran tunai tradisional," jelasnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Retail Gathering SIG di Pekanbaru, PT Semen Padang Perkuat Dominasi Pasar dan Kemitraan di Riau
- Hadir di Rakerda REI Khusus Batam 2025, SEPABLOCK Diminati Pengembang
- Presiden Prabowo Resmikan Pabrik Petrokimia Senilai USD3,9 Miliar di Cilegon
- Presiden Prabowo: Kepercayaan dan Penegakan Hukum Jadi Kunci Keberhasilan Investasi di Indonesia
- Nevi Zuairina: Larangan Thrifting Harus Jadi Momentum Revitalisasi Industri Tekstil Nasional








