Ini Cara Atasi Gangguan Konsentrasi Belajar pada Anak Kata Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa SPH

PADANG, binews.id --Masalah konsentrasi merupakan hal yang sering ditemui pada anak. Masalah konsentrasi ini sering disertai oleh gejala lain yaitu hiperaktif dan impulsif. Kondisi ini bisa mempengaruhi capaian akademik anak serta penerimaan terhadap anak di lingkungan sosialnya.
Jika pada seorang anak terdapat masalah konsentrasi yang disertai juga dengan hiperaktif motorik serta perilaku yang impulsif, besar kemungkinan anak yang bersangkutan mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa SPH, Dr. dr. Amel Yanis, Sp.KJ (K), konsultan psikiatri anak dan remaja sebagai praktisi kesehatan mental anak dan remaja terkait topik ini mengatakan, pada anak dengan GPPH, masalah konsentrasi dan hiperaktifitas motorik serta impulsif ini telah muncul sebelum umur 7 tahun, telah terjadi selama paling sedikit 6 bulan, muncul pada berbagai situasi.
"Bila gejala ini muncul hanya pada situasi tertentu, lama terjadinya hanya beberapa minggu, misalnya 2 atau 3 minggu maka belum bisa disebut sebagai gangguan. Barangkali anak sehabis mengalami kejadian tertentu yang merupakan stresor sehingga mempengaruhi perasaan dan perilaku anak," katanya saat dihubungi di Padang, Senin (30/9/2021).
Baca juga: Wali Kota Sawahlunto Buka Kegiatan Manasik Haji Anak RA se-Kota Sawahlunto
Ia mengatakan, anak yang mengalami GPPH sukar untuk bisa duduk diam dalam waktu cukup lama. Pada saat anak-anak lain duduk mengerjakan tugas di kelas, anak dengan GPPH tidak bisa duduk tenang.
"Perhatian mereka gampang teralih dengan bunyi/suara yang minimal sekalipun. Mereka berjalan-jalan di kelas, mengajak temannya ngobrol sehingga murid yang lain akan terganggu. Anak-anak ini tidak sabaran; menyelak pembicaraan, terburu-buru menyelesaikan tugas sehingga tugas tersebut tidak tuntas dikerjakan. Kalaupun mereka "duduk diam" di bangkunya, tangannya sibuk memainkan perlengkapan sekolahnya, misalnya memutar-mutar pensil, memainkan penggaris, membolak-balik halaman buku atau melipat-lipat kertas," jelasnya.
Ayah-bunda yang memiliki anak dengan keadaan seperti di atas membutuhkan kesabaran ekstra dalam pengasuhan. Satu hal yang mesti dijadikan catatan adalah, anak-anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas, bukanlah dengan sengaja berperilaku demikian.
"Kondisi tersebut terjadi karena mereka mengalami sedikit masalah pada perkembangan otaknya. Hal inilah yang mesti dipahami oleh orang dewasa yang berkontak dengan anak, misalnya ayah-bunda, para guru," paparnya.
Baca juga: Malam Hingga Subuh Waktu Tak Ramah Anak, Ortu Wajib Antar Anak Ikut Smart Surau
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini membagikan tips untuk ayah-bunda mendampingi anak dengan GGPPH.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Cegah Kasus Serupa Terulang, DPRD Kota Padang Desak Pengawasan Ketat terhadap Produk MBG
- Wako Fadly Amran Dampingi Andre Rosiade Tinjau Dapur MBG di Surau Gadang Nanggalo
- Buka FINEST 2025, Gubernur Mahyeldi: Kematian Akibat Gangguan Neurologis Meningkat 18 Persen Sejak 1990
- Angka Stunting Kota Padang Terus Turun
- Ketua TP-PKK Padang dr Dian Puspita Hadiri Peringatan World Heart Day Tingkat Sumbar