Sambut Hari Kartini, Semen Padang Gelar Pelatihan dan Lomba Menulis

Terkait apa yang ditulis dalam menulis, Andhika juga menyampaikan ada tujuh hal dari beberapa yang perlu untuk ditulis. Pertama, kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang kedekatan, yaitu dekat secara fisik dan kedekatan secara emosional.
"Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu," ujar Andika.
Hal yang kedua, kata Andika, adalah ketenaran (prominence). Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat,
Baca juga: Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos di Nagari Sei Gayo Lumpo
name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi.
Selanjutnya hal yang ketiga yang perlu ditulis, adalah aktualitas (timeliness). Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan
Hal keempat, adalah dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.
Kemudian yang kelima, keluarbiasaan (magnitude). Kata Andika, magnitude sebenarnya hampir sama dengan impact. Namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar dan menjadi perlu untuk ditulis atau diberitakan.
Selanjutnya adalah konflik (conflict). Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik untuk ditulis atau diberitakan. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dan sebagainya.
"Namun dalam penulisan berita konflik, itu harus ditulis secara berimbang. Konflik itu ditulis dengan tujuan agar konflik tersebut tidak terulang, karena dalam menulis konflik tersebut ada jurnalisme damai di dalamnya," ujar Andika.
Kemudian yang hal yang terakhir atau ketujuh yang perlu ditulis, sebut Andika, adalah keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya layak untuk ditulis atau diberitakan.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- KAI Divre II Sumbar Gelar Ramp Check untuk Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan Angkutan Lebaran
- KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan
- Datuak Febby: Keterbukaan Informasi Penting untuk Efisiensi Anggaran
- Wako Fadly Amran Instruksikan Damkar Siram Material Tercecer di Jalan Bypass
- Kapolda Sumbar Hadiri Launching Penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari