Kisah Dai Binaan UPZ Semen Padang, Pernah Diduga Teroris Hingga Nekat Jual Kerbau Demi Berdakwah

Senin, 01 Februari 2021, 18:02 WIB | Gaya Hidup | Kab. Mentawai
Kisah Dai Binaan UPZ Semen Padang, Pernah Diduga Teroris Hingga Nekat Jual Kerbau Demi...
Rosman, salah Seorang Da'i Binaan UPZ Semen Padang di Kabupaten Kepulauan Mentawai. (hms)
IKLAN GUBERNUR

Perjuangan Rosman dalam mensyiarkan Agama Islam di Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, begitu mengharukan. Di bawah binaan UPZ Baznas Semen Padang, pria berusia 51 tahun itu mengaku nekat menjual seekor kerbaunya untuk berdakwah di pedalaman Mentawai tersebut. Bagaimana kisahnya?

MENTAWAI, binews.id - Pekan lalu, Rabu (27/1/2021), rombongan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Semen Padang, menyambangi Desa Bulasat untuk meresmikan 13 unit rumah yang dibangun UPZ Baznas Semen Padang untuk da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Satu di antara rumah yang diresmikan oleh lembaga yang menghimpun zakat karyawan/ti PT Semen Padang itu, adalah rumah yang ditempati Rosman.

Bagi Rosman, dengan adanya peresmian rumah yang ditempatinya itu, maka ibarat menyatukan yang terpisah, karena sejak menjadi da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang, dirinya tinggal di Masjid Darus Salam, Desa Bulasat. Sementara sang istri berserta anaknya, tinggal di Pasapuat, Kecamatan Pagai Utara. Selama menjadi da'i binaan, Rosman pulang ke Pasapuat untuk bertemu keluarganya satu sampai dua kali sebulan, karena jarak Pasapuat dengan Bulasat cukup jauh, sekitar 6 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor.

"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan rumah dari UPZ Baznas Semen Padang, sekarang saya bersama keluarga sudah tinggal bersama. Dan tentunya dengan berkumpul bersama keluarga, maka saya akan semakin fokus dalam mensyiarkan Agama Islam, termasuk dalam memberikan bimbingan kepada mualaf yang ada di Desa Bulasat ini," kata Rosman usai acara peresmian 13 unit rumah da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang.

Baca juga: Polres dan Dinas Pertanian Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Rosman merupakan pribumi Mentawai yang berasal dari Pasapuat. Ibunya seorang mualaf dan ayahnya pensiunan polisi angkatan 45 yang bertugas di Kabupaten Kepualuan Mentawai, berasal dari Pulau Jawa. Kepiawaiannya berdakwah, berawal di medio 1980-an, ketika Rosman sekolah di Kota Padang dan ditampung di Panti Asuhan Anak Mentawai Syafrie Moesa, Kecamatan Lubuk Kilangan. Kemudian di tahun 1989-1990, melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Setelah dari Thawalib, Rosman muda kembali ke kampung halamnnya di Pasapuat untuk mensyiarkan Islam. Di sela-sela mensyiarkan agama Islam, Rosman muda ketika tahun 1993, ditarik oleh Buya Pasaribu untuk menjadi da'i binaan MUI Sumatera Barat. "Buya Pasaribu itu mantan pendeta. Beliau berasal dari Barus, Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Selatan. Beliau membimbing saya menjadi da'i binaan MUI Sumatera Barat di Mentawai," ungkap Rosman.

Selama menjadi da'i binaan MUI Sumbar, Rosman muda berkelana dari pulau ke pulau lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk berdakwah. Dan selama menjadi pendakwah, begitu banyak suka dan duka yang dialami oleh ayah empat orang anak orang ini. "Bahkan saya bersama rombongan jamaah yang hendak berdakwah, juga pernah dihadang oleh masyarakat pedalaman Mentawai, karena dikira sebagai teroris," tuturnya.

Suami dari Nur Hayati (47) itu juga menuturkan bahwa niatnya berdakwah di pedalaman Mentawai tidak lain hanya untuk mencari bekal di akhirat nanti. Karena hidup di dunia hanya sementara dan akhirat adalah selama-lamanya. Dan karena itu jugalah pada tahun 2018, Rosman nekat menjual seekor kerbaunya. Kemudian hasil penjualan kerbau sebesar Rp9 juta, dia gunakan untuk biaya hidup selama berdakwah di Desa Bulasat.

Baca juga: Buka Pelatihan Teknis Potensi SAR , Pj Bupati Mentawai Harapkan Potensi Sar Menjadi Agen Perubahan Keselamatan Masyarakat

"Selain berdakwah, di Bulasat ini saya juga berladang di lahan Masjid Darus Salam. Hasil ladang pisang dan ubi saya jual ke Sikakap. Kemudian di samping itu, saya juga menjadi tukang pijat dan bekam. Saya belajar bekam berkat adanya pelatihan yang difasilitasi oleh UPZ Baznas Semen Padang. Semua sumber daya yang saya miliki ini, totalitas saya gunakan semata-mata untuk berdakwah," katanya.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: