Olah Sampah Menjadi Energi Pengganti Batu Bara Wagub Sumbar Kunjungi TPST RDF Cilacap

Minggu, 13 Juni 2021, 12:41 WIB | Politik | Nasional
Olah Sampah Menjadi Energi Pengganti Batu Bara Wagub Sumbar Kunjungi TPST RDF Cilacap
Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat meninjau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (10/6/2021).
IKLAN GUBERNUR

CILACAP, binews.id -- Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menilai waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi, merupakan hal yang baik untuk lingkungan di daerah perkotaan. Apalagi dengan banyaknya sampah akibat kepadatan penduduk.

"Paradigma yang menganggap sampah sepenuhnya tak berguna harus dibuang jauh-jauh. Saat ini kita dibuktikan di Cilacap bisa mengubah sampah jadi berkah, dengan teknologi, sampah menjadi pengganti batu bara," kata Audy Joinaldy saat meninjau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (10/6/2021).

Refused Derived Fuel (RDF) sebagai teknologi pengolahan sampah yang menggunakan proses homogenizers untuk mengubah ukuran sampah menjadi lebih kecil atau sesuatu yang bermanfaat. Hasilnya akan menjadi sumber energi dalam proses pembakaran, yaitu sebagai pengganti batu bara.

Sistem RDF merupakan tonggak baru pengelolaan sampah di Indonesia. Dengan memproses menjadi RDF bisa mengurangi pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca juga: Pergantian Kepemimpinan, Wagub Audy Apresiasi Kerja Sama dan Harapkan Kemajuan Sumbar

"Adanya RDF sampah dapat diolah menjadi energi dan bisa mengurangi sampah, maka dari itu pengolahan sampah terus menjadi perhatian di Sumbar, termasuk dalam pengolahan menjadi energi," jelasnya.

Harus ada terobosan dalam pengelolaan sampah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pengelolaan sampah kota dan kabupaten ke TPA. Sebab, selama ini keberadaan TPA selalu menjadi masalah lingkungan dan sosial. Semoga teknologi RDF ini dapat membuka mata kita.

Sementara itu Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, di daerahnya telah terdapat aplikasi pengelolaan sampah yang dibuat warga, maupun Sistem Informasi Pengelolaan Sampah, meminta warga agar mengolah sampah di tingkat rumah tangga, sebelum nantinya dibuang.

"Nantinya masyarakat bisa menjual sampahnya, sesuai aplikasi yang telah kami buat. Saat ini kami sudah punya pelanggan sampah rumah tangga," ungkap Tatto.

Baca juga: Kwarda Sumbar Nilai Kwarcab Padang Sudah Jadi Contoh Gerakan Pramuka Indonesia

Menurutnya, biaya produksi olahan sampah dengan sistem RDF membutuhkan Rp300 ribu/ton setiap harinya atau sekitar 20 US dollar. Sedangkan untuk batu bara, dalam satu ton mencapai 40-50 US dollar. Padahal nilai kalorinya sampai 3.000 kalori per ton.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: