BMKG: Musim Kemarau 2025 Diprediksi Dimulai Lebih Lambat, Puncak Kekeringan Terjadi pada Agustus

Minggu, 18 Mei 2025, 14:26 WIB | Ragam | Nasional
BMKG: Musim Kemarau 2025 Diprediksi Dimulai Lebih Lambat, Puncak Kekeringan Terjadi pada...
Ilustrasi Kemarau

JAKARTA, binews.id-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau pada tahun 2025. Informasi tersebut disampaikan dalam laporan terbaru BMKG bertajuk Prospek Cuaca Mingguan periode 16--22 Mei 2025, yang dirilis pada Jumat (16/5).

Dalam laporan tersebut, BMKG menyebut bahwa wilayah Nusa Tenggara diperkirakan akan menjadi kawasan pertama yang memasuki musim kemarau dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

"Musim kemarau tahun ini diprediksi datang bersamaan atau lebih lambat dari kondisi normalnya di 409 ZOM atau sekitar 59 persen wilayah Indonesia," demikian keterangan BMKG. Meski begitu, curah hujan selama musim kemarau diperkirakan akan berada pada kategori normal, tanpa indikasi kondisi lebih kering atau lebih basah secara ekstrem.

BMKG memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus, dan akan berlangsung lebih singkat dari biasanya di 298 ZOM atau sekitar 43 persen wilayah Indonesia.

Baca juga: UNP Jalin Kerja Sama dengan Lima Universitas di Australia, Tingkatkan Kompetensi Guru di Era Digital

Peralihan Musim Masih Berlangsung

Saat ini, sebagian besar wilayah Tanah Air masih berada dalam fase peralihan atau pancaroba. Fase ini ditandai dengan kontras suhu yang cukup signifikan antara pagi dan siang hari. Menurut BMKG, peningkatan intensitas radiasi matahari sejak pagi hingga siang memperkuat proses konveksi di lapisan atmosfer bawah, yang berpotensi memicu terbentuknya awan konvektif di sore hingga malam hari.

Fenomena ini meningkatkan kemungkinan terjadinya hujan tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat, serta disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah.

Kemarau Lebih Pendek, Tapi Tidak Serempak

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi secara serentak. Proses transisi menuju musim kemarau akan berlangsung bertahap, dimulai pada April 2025 dan berlanjut hingga bulan-bulan berikutnya.

"Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara bersamaan. Pada April 2025, sekitar 115 ZOM telah memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, mencakup sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Papua," ujar Dwikorita.

Baca juga: Muslimat NU Dinilai Berkontribusi Besar, Bupati Annisa: Pilar Ketahanan Keluarga dan Peradaban

Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Juni hingga Agustus, dengan wilayah Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku menjadi daerah yang paling terdampak pada bulan Agustus.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: