Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Nevi Zuairina Bicara Tantangan Indonesia dari Dalam dan Luar Negeri

BUKITTINGGI, binews.id -- Anggota MPR RI, Nevi Zuairina, sosialisasi Empat Pilar berbangsa dan bernegara yang merupakan tugas kewajiban sebagai anggota MPR di daerah pemilihannya, Sumatera Barat II. Tugas berbangsa dan bernegara yang juga biasa disebut sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara ini ia fokuskan pada tantangan Bangsa dilihat dari sisi internal dan eksternal.

Momen sosialisasi MPR yang berlangsung pada 16 Maret 2022 di Tri Arga Bukittinggi ini menurut Nevi adalah momen memperkokoh jiwa nasionalisme, meningkatkan wawasan kebangsaan hingga membedah esensi Pancasila dengan masyarakat. Dengan peserta tokoh sentral wali nagari se-Kabupaten Agam, ia menyampaikan betapa pentingnya memegang teguh ekonomi pancasila. Persoalan pangan terutama minyak goreng merupakan sebuah pembelajaran betapa NKRI harga mati ini mesti diperjuangkan.

"Pemilik sumber daya harus mengesampingkan ego pribadi atau kelompok. Keberpihakan pada rakyat dalam negeri yang lebih butuh untuk mendapat perhatian harus diprioritaskan. Kejadian antri minyak goreng, dimana negeri penghasil minyak goreng terbesar di dunia menjadi pelajaran besar betapa egoisme di negeri ini masih berlangsung," tegas Nevi.

Aktivis perempuan yang dikenal dengan0 _Ibu UMKM Sumbar_ ini menyatakan kegembiraannya atas kehadiran para tokoh masyarakat yang merupakan entitas tokoh masyarakat di nagari.

Baca juga: DPRD Padang Dukung Wacana Surat Keterangan Bebas HIV/AIDS untuk Calon Pengantin

"Saya sangat gembira dan penuh kebanggaan kepada para anak-anak bangsa terutama para tokoh masyarakat wali nagari yang merupakan penggerak masyarakat yang hadir pada kesempatan ini. Dalam diri mereka masih sangat jelas tampak kepedulian terhadap masalah-masalah yang mewarnai negeri ini," ucap Nevi.

Politisi PKS ini mengulas kembali, persoalan bangsa ini masih menghadapi beberapa tantangan yang dikelompokkan pada tantangan internal dan tantangan eksternal. Berdasarkan TAP MPR No.VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, tantangan internal masih terdapat lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit.

Nevi menambahkan, kurangnya perhatian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan juga masih kerap terjadi di beberapa kasus. Hal ini juga ditambah dengan kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan serta minimnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa. Dan yang menjadi persoalan besar di negeri ini yang perlu terus diperbaiki adalah peningkatan kualitas penegakan hukum secara optimal.

"Selain tantangan internal, secara bersamaan negara kita juga menghadapi tantangan eksternal berupa pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Selain itu, faktor eksternalitas ini juga dipengaruhi makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional," tambah Nevi.

Baca juga: Baksos Polri Presisi, Pemko Padang Apresiasi Pembagian Sembako oleh Polresta

Legislator asal Sumatera Barat II ini menegaskan, tantangan globalisasi dan kapitalisme akan menjadi faktor besar dari luar untuk kita dapat beradaptasi dalam berselancar pada setiap aktivitas maupun peristiwa. Ia mengingatkan, jangan sampai negara kita yang sangat besar sumber dayanya ini tergilas pada kekuatan global.

Penulis: Imel
Editor: BiNews