Pemko Bukittinggi Adakan Gebyar Tes IVA dan Pemeriksaan Payudara Klinis

BUKITTINGGI - Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serta meningkatkan motivasi masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Kesehatan, mengadakan Gebyar Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan pemeriksaan payudara klinis serta pemasangan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Kegiatan itu dilangsungkan di Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, Kamis (21/09).
Dalam sambutannya Wali Kota Bukittinggi diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Linda Feroza, menyampaikan hasil penelitian, kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Untuk itu lah, Pemko Bukittinggi mengadakan gebyar IVA Tes dan layanan KB ini untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker.
Baca juga: SMA N 2 Kolaborasi dengan Dinkes Wujudkan Sekolah Sehat untuk Kesehatan Siswa
Pemerintah mengajak perempuan, untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
"Kegiatan IVA test ini diikuti sebanyak 360 orang dengan sasaran IVA Tes sadanis serta 90 orang sasaran peserta KB Jangka Panjang (baik itu IUD maupun IMPLAN)," ungkap Linda.
Sementara Ketua TP PKK, Ny. Fiona Erman Safar, menjelaskan, kanker leher rahim (Kanker Serviks) merupakan kanker terbanyak yang ditemukan oleh yayasan kanker indonesia setelah kanker payudara.
Menurut WHO 490.000 perempuan di dunia setiap bulannya didiagnosa terkena kanker serviks dan 80% berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks.
Baca juga: Banyak Dulang Prestasi, PKK Beperan Penting Memperpanjang Tangan Pemerintah
"Pemeriksaan IVA merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin yang dapat dilakukan oleh dokter dan bidan yang terlatih. Selain kanker servik, perempuan juga beresiko untuk terkena kanker payudara, cara mendeteksi dapat dilakukan secara mandiri di rumah dikenal dengan istilah SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yang dilakukan setiap bulannya, dengan dengan cara klinis (SADANIS)," ujar Ny. Fiona Agyta.
Penulis: Medio
Editor: Adrian Tuswandi
Berita Terkait
- Hasil Monev KI Sumbar 2024: 29 Badan Publik Informatif, 172 Tidak Informatif
- Sekretariat DPRD Sumbar Pertahankan Predikat OPD informatif
- Ketua DPRD Kunjungi RSAM Bukittinggi: Didorong Beri Masyarakat Pelayanan Terbaik
- Ciptakan Pemerintahan Bersih dan Akuntabel, Ketua DPRD Sumbar Ajak Masyarakat Melek Keterbukaan Informasi
- Komisi Informasi Sumbar Gelar Bimtek Penyelesaian Sengketa Informasi di Bukittinggi