Rakornas Virtual KI se Indonesia : Perlunya Transparansi Soal Vaksin Covid-19

JAKARTA, binews.id -- Pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-11 Komisi Informasi (KI) seluruh Indonesia berhasil membuat sejumlah rekomendasi untuk inovasi pelayanan Informasi Publik kepada seluruh Badan Publik (BP), baik lembaga pemerintah, legislatif, yudikatif dan badan lainnya.
Salah satu rekomendasinya, adalah perlunya transparansi soal vaksin covid-19 yang telah menimbulkan resistensi di tengah masyarakat akibat simpang siurnya informasi mulai dari soal pengadaan vaksin, uji klinis hingga kemungkinan timbulnya efek samping jika vaksin diwajibkan dalam waktu dekat ini.
Hal itu terungkap pada saat rapat pleno kedua Rakornas secara daring yang dipimpin Ketua KI Pusat Gede Narayana bersama Ketua Bidang Penelitian dan Dokumentasi Romanus Ndau Lendong dan Ketua Bidang Kelembagaan KI Pusat Cecep Suryadi, Selasa (27/10/2020), diikuti seluruh KI Provinsi/Kabupaten/Kota.
Sejumlah tanggapan konstruktif disampaikan pada sesi tanya jawab antara peserta dengan Ketua Sidang Bidang Internal Dery Hendryan (KI Lampung) bersama Sekretaris Catharina Pancer Istiyani (KI Kalbar) dan Ketua Bidang Sidang Eksternal Romanus Ndau Lendong (KI Pusat) dan Sekretaris Sosiawan (KI Jateng).
Baca juga: Baksos Polri Presisi, Pemko Padang Apresiasi Pembagian Sembako oleh Polresta
"Pemerintah harus membuka informasi soal vaksin covid-19 agar terjadi trush (tingkat kepercayaan) oleh masyarakat, keterbukaan informasi soal vaksin ini harus dilakukan oleh semua BP yang tangani pandemic covid, mulai dari soal pengadaan dan produksinya," kata Sosiawan menjelaskan.
Ia menyampaikan bahwa publik atau masyarakat harus diberikan informasi yang benar akurat dan tidak menyesatkan menyangkut tingkat keamanan vaksin dan manfaat dan risiko yang ditimbulkan jika pemerintah mewajibkan penggunaan vaksin covid-19.
Secara detil, Bidang Sidang Eksternal juga menyoroti soal perlunya membuka informasi tentang jenis vaksin covid yang telah dibeli oleh pemerintah termasuk soal harganya apakah sudah kompetitif.
Terakhir menurutnya, perlu secara rinci pemerintah menyampaikan informasi mengenai apakah nanti ada biaya yang harus dibayar oleh masyarakat untuk program vaksin atau gratis agar masyarakat tidak terbebani dalam masa krisis covid saat ini, juga informasi yang jelas tentang tahapan dan tata cara pemberian vaksin secara massal yang mudah diketahui lewat pengumuman resmi pemerintah.
Baca juga: Datuak Febby: Keterbukaan Informasi Penting untuk Efisiensi Anggaran
Sementara itu, dari Bidang Sidang Internal Catharina Pancer Istiyani menyampaikan tujuh rekomendasi, diantaranya tentang penyeragaman struktur dan kelembagaan KI seluruh Indonesia serta perlunya revisi Perki (Peraturan KI) nomor 1 Tahun 2013 tentang PPSIP (Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik) agar kandungan tentang sidang elektronik bisa dimasukkan.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan UNP Laksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kepulauan Riau
- Hj. Nevi Zuairina Minta Ada Transformasi Kesehatan dan Pariwisata di KEK Sanur
- PP IPPNU X Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Gelar Peer Educator Cegah Stunting
- Gubernur Mahyeldi, Direktur dan Rektor UNP Temui Wapres Usulkan Pengembangan RSAM Bukittinggi
- Bio Farma Ajak Perempuan di Kalimantan Tengah Cegah Kanker Serviks
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025