DIALOG KEBUDAYAAN SERI KELIMA
Anggota DPRD Sumbar Hidayat Kembali Imbau Generasi Muda untuk Lestarikan Nilai-Nilai Adat dan Budaya

PADANG, binews.id -- Dialog Kebudayaan Yang Muda Berbudaya angkatan kelima dengan tema "Menggali Nilai-nilai Adat Istiadat Dalam Permainan Anak Nagari" sukses digelar oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui pokir anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Hidayat, pada Jum'at, (15/9/2023) di Gedung Balai Pertemuan Komp Mega Permai I Tahap II, Kec. Koto Tangah, Kota Padang.
Dialog Kebudayaan Yang Muda Berbudaya angkatan kelima dibuka oleh Kabid Sejarah, Adat dan Nilai-Nilai Tradisi Provinsi Sumbar, Fadhli. Dalam sambutannya, Fadhli mengatakan bahwa generasi muda sekarang sudah banyak yang lupa dan jauh dengan adat dan budaya. Menurutnya, anak-anak muda sekarang lebih suka budaya asing daripada budaya sendiri.
"Di Minang, ada namanya kato nan ampek, yaitu kato mandata, malereang, manurun dan mandaki. Ada juga yang namanya adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Ini merupakan benteng kita bersama. Kami dari dinas kebudayaan mengharapkan perlunya kita untuk introspeksi diri. Kami berharap para generasi muda menyadari betapa pentingnya adat dan budaya," ucap Fadhli di depan100 orang peserta dari kalangan anak muda di wilayah kota Padang maupun luar kota Padang.
Berhubungan dengan kebudayaan, Hendri Yusuf selaku narasumber dalam "Dialog Kebudayaan" angkatan ke-lima mengatakan bahwa permainan anak nagari merupakan salah satu kebudayaan yang mengandung banyakhal positif untuk kehidupan sehari-hari. Dalam permainan-permainan tersebut, ada nilai-nilai yang menjadi tuntunan kehidupan, yaitu nilai ketangkasan, kejujuran, kearifan, kecerdasan dan nilai patriotis.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sumbar: Kadisdik Harus Sinkron dengan Kebijakan Pusat
"Sekarang permainan-permainan anak nagari tersebut sudah banyak yang hilang, generasi muda sekarang lebih memilih bermain game melalui Handphone. Kalau zaman dahulu, benda-benda yang digunakan untuk membuat mainan rata-rata tidak ada yang dibeli alias diambil dari alam, itu mengajarkan nilai ekonomis," tutur Hendri
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa itu sebabnya, orang zaman dahulu di masa sekarang menjadi orang yang kreatif dan tidak mudah menyerah, karena dari kecil sudah terlatih melalui permainan anak nagari.
Dalam acara tersebut, Hidayat selaku anggota DPRD Provinsi Sumbar yang menumpangkan pokirnya kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar untuk menggelar acara "Dialog Kebudayaan" Yang Muda Berbudaya mengemukakan alasan diadakannya acara tersebut. Selain ia merupakan alumni Fakultas Ilmu Budaya, UNAND, banyak fenomena yang memperlihatkan lunturnya nilai-nilai adat dan budaya di era sekarang.
"Bangsa yang besar itu ia yang merawat, menjaga, melestarikan nilai-nilai kearifan budayanya. Perilaku berbudaya lah yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Identitas itu ada di kebudayaan," ucap Hidayat
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sumbar Evi Yandri Hadiri Peringatan Hari Buruh Internasional
Lebih lanjut Hidayat menyebut bahwa kebudayaan itu salah satunya ada di tutur bahasa daerah, dan kini banyak bahasa-bahasa daerah yang mulai punah terkhusus Minangkabau. Kemudian interaksi sosial sesuai dengan strukturnya, dan ini berhubungan dengan istilah "kato nan ampek" dalam nilai-nilai adat dan budaya. Begitupun dengan permainan rakyat seperti tokok lele, sembalakon, genggong dan lainnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Wujud Nyata Kepedulian Sosial, KAI Divre II Sumbar Gelar Aksi Donor Darah di Stasiun Padang
- Ketua DPRD Sumbar Muhidi Ajak Masyarakat Bersatu Perangi Narkoba
- Prof. H. Ganefri, Ph.D Dilantik sebagai Ketua Tanfidziyah oleh Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf
- Nevi Zuairina Ajak Istri Dukung Suami Dalam Laksanakan Tugas Sebagai Pimpinan Daerah
- Kapolda Sumbar Sebut Dialog adalah Jalan Perdamaian