Forum Komunikasi Jurnalis Piaman Dukung Hukuman Kebiri untuk Pemerkosa Anak Kandung

PADANG, binews.id -- Dunia gempar dengan berita tentang seorang ayah kandung yang tega memperkosa anak kandungnya berulang kali hingga melahirkan. Perbuatan keji ini mencoreng nama baik Piaman di mata dunia. Merespons kejadian ini, Forum Komunikasi Jurnalis Piaman, yang terdiri dari wartawan asal Padang Pariaman dan Pariaman, mendesak aparat penegak hukum untuk menjatuhkan hukuman maksimal, yakni kebiri kimia, kepada pelaku.
"Perbuatan apak rutiang itu sangat mencoreng keharuman nama Piaman di dunia. Untuk itu, kami mendukung kepolisian dan kejaksaan menerapkan hukuman kebiri kimia kepada apak rutiang itu," ujar Novrianto Ucokz, tokoh Forum Komunikasi Jurnalis Piaman yang dikenal sebagai wartawan aliran keras Sumbar, pada Jumat (19/7) di Padang.
Ucok menjelaskan, tindakan kebiri kimia dikenakan untuk jangka waktu paling lama dua tahun dan dilakukan melalui tiga tahapan: penilaian klinis, kesimpulan, dan pelaksanaan. Tindakan ini dilakukan dengan cara penyuntikan atau metode lain yang menekan hasrat seksual berlebih, disertai dengan rehabilitasi.
"Penilaian klinis meliputi wawancara klinis dan psikiatri, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang," jelas Ucok, mengutip Pasal 7 ayat (2) UU Perlindungan Anak.
Baca juga: Nevi Zuairina Ajak Istri Dukung Suami Dalam Laksanakan Tugas Sebagai Pimpinan Daerah
"Tapi baiknya kalau bisa potong saja alat kelamin tersangka itu," tambah Ucok dengan geram.
Penilaian klinis dimulai paling lambat tujuh hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan, dan hasilnya akan disampaikan dalam bentuk kesimpulan kepada jaksa paling lambat empat belas hari kerja. Pelaksanaan kebiri kimia dilakukan setelah kesimpulan menyatakan pelaku layak dikenakan tindakan tersebut.
Jika pelaku dinyatakan tidak layak untuk kebiri kimia, pelaksanaan tindakan ditunda paling lama enam bulan, sambil dilakukan penilaian ulang. Jika masih dinyatakan tidak layak, jaksa memberitahukan pengadilan dengan melampirkan hasil penilaian ulang.
Selain kebiri kimia, hukum Indonesia juga memberi ruang untuk tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronik kepada pelaku kekerasan seksual. Alat ini dapat berupa gelang elektronik atau sejenisnya dan diberikan paling lama dua tahun.
Baca juga: Sukseskan Program Nasional, Ilham Adelano Azre Sebut Pentingnya Sinergitas
"Ini sebagai bentuk tindakan kepada pelaku kejahatan seksual terhadap anak, di samping sanksi pidana penjara dan denda," tambah Ucok.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Polda Sumbar Gagalkan Peredaran 47 Kg Ganja, Empat Pelaku Diciduk di Dua Lokasi
- Gubernur Sumbar Imbau Mahasiswa Kedepankan Dialog dan Jauhi Narkoba Dalam Menyampaikan Aspirasi
- Pembubaran Aksi di Polda Sumbar: Tegas, Terukur, dan Humanis
- Kapolda Sumbar Apresiasi Polres dan Polsek Aktif dalam Subuh Mubarakah
- Kapolda Sumbar Sampaikan Capaian 100 Hari Kerja